Di Bengkalis Ada Sekolah Lansia, Waktu Belajar Setahun

13 Juni 2024
Peresmian Sekolah Lansia Ghofur Rohim di Bengkalis

Peresmian Sekolah Lansia Ghofur Rohim di Bengkalis

RIAU1.COM - Wakil Bupati (Wabup) Bengkalis, Bagus Santoso meluncurkan Sekolah Lansia Ghofur Rohim di Balai Pertemuan Desa Selatbaru Kecamatan Bantan, Kamis 13 Juni 2024.

Kehadiran Sekolah Lansia Insan Ghofur Rohim disebut merupakan aksi nyata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis dalam mewujudkan lansia yang berdaya demi Bengkalis Bermarwah, Maju dan Sejahtera (Bermasa).

Bagus Santoso yakin dengan berdirinya sekolah lansia ini akan menjadi salah satu wadah dalam membentuk lansia tangguh dan mandiri.

“Untuk itu, kami minta kepada pihak terkait sekolah ini bukan hanya sekedar berdiri dan diresmikan tetapi juga progres programnya juga harus terus berkembang dan semakin baik,”kata Bagus.

Sambung dia, sekolah lansia sebagai wujud dan bentuk kepedulian, perhatian dan penghormatan Pemkab Bengkalis terhadap lansia sehingga momentum peluncuran sekolah ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah lansia di masa depan.

“Harapan kami melalui pembentukan sekolah lansia, lansia Kabupaten Bengkalis, khususnya lansia yang menjadi siswa sekolah ini, harus menjadi lansia yang tangguh, mandiri, sehat,aktif, energik produktif dalam kehidupan, karena ini adalah salah satu upaya untuk menjaga eksistensi bangsa ini, orang tua yang sudah berusia lanjut adalah sumber nasehat dan restu, sehingga harus dihormati dan harus  mendapatkan perhatian, kepedulian dan kebahagiaan, terutama dari lingkungan dan keluarga,” papar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bengkalis, Hambali menjelaskan jumlah siswa belajar dalam Sekolah Lansia Insan Ghofur Rohim berjumlah 40 orang.

“Waktu pembelajaran sekolah lansia ini selama satu tahun, terdiri dari 12 kali pertemuan, tempat belajar di gedung Balai Pertemuan Desa Selatbaru. Dengan fasilitator terdiri dari Perangkat Daerah KB, unsur Kesehatan (Puskesmas Selatbaru), Dinas Sosial, akademisi, PKK dan relawan yang membidangi masalah lansia,” papar Hambali.*