Wabup Bengkalis, Bagus Santoso dalam arahannya
RIAU1.COM - Bagian dari upaya menekan angka perkembangan kasus HIV/AIDS di Negeri Junjungan, Komisi Penanggulanganan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Bengkalis menggelar pertemuan dan rapat anggota yang dilaksanakan di Ruang Rapat Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis akhir pekan ini.
Rapat yang diikuti oleh beberapa perangkat daerah terkait dan seluruh anggota KPAD Kabupaten Bengkalis dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Bengkalis H. Bagus Santoso yang sekaligus selaku Ketua Pelaksana KPAD Kabupaten Bengkalis.
Beberapa agenda yang dibahas dalam rapat tersebut yakni, terkait permasalahan penanggulangan AIDS serta hambatan dan tantangan dalam penanggulangannya di Kabupaten Bengkalis.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis melalui Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Irawadi, menyampaikan, dalam penanganan HIV/AIDS ini perlu penanganan lebih serius dengan sasaran lokalisasi dan tempat terjadinya penularan HIV/AIDS tersebut seperti di tempat hiburan malam dan ini dilakukan secara terus menerus tanpa batas waktu.
Hal tersebut diperkuat dengan data yang disampaikan Wabup Bagus Santoso dalam paparannya yang menyebutkan infeksi HIV/AIDS di Kabupaten Bengkalis telah terjadi hampir di semua kecamatan dengan sebaran berbagai profesi dan dari berbagai golongan.
Wabup Bagus mengatakan sejak ditemukan tahun 2004 kasus penularan HIV/AIDS di Kabupaten bengkalis cendrung meningkat.
"Hingga tahun 2022, sebanyak 730 orang dalam HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Bengkalis yang telah dilaporkan. Tahun ini hingga September 2022 terdapat sebanyak 32 ODHA di Kabupaten Bengkalis dengan rincian berdasarkan data Kumulatif Kasus HIV/AIDS berdasarkan Pekerjaan Dan Profesi terdapat 10 kasus dari Wiraswasta, Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 5 kasus, Supir 4 kasus, Buruh 3 kasus, Securiti 2 kasus, pelajar 1 kasus, Petani 1 kasus, Manager 1 kasus, Honorer 1 kasus, Tidak Bekerja 4 Kasus." Ujar Bagus.
Wabup juga menambahkan saat ini yang menjadi perhatian kita bersama dengan ditemukannya adanya ODHA yang berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Tentu ini menjadi catatan khusus bagi kita, dimana ketika terdapat temuan kasus baru terdapat anak-anak kita yang masih dalam usia pelajar dan mahasiswa. Ugkap Wabup.
Dalam rapat tersebut Wabup Bagus juga menegaskan bahwa penanggulangan HIV/AIDS menjadi tugas semua pihak.
"Pemerintah Daerah melalui KPAD dan Dinas terkait merupakan ujung tombak dalam mensosialisasikan tentang bahaya HIV/AIDS ini, sehingga masyarakat benar-benar sadar bahwa virus tersebut sangat mematikan terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa, jika ada informasi dari masyarakat bahwa ada yang diduga mengidap penyakit tersebut segera disikapi oleh petugas terkait, beri penanganan serta pendampingan. Karena kecenderungan ODHA takut dan malu untuk periksa” ujarnya.
Dikatakan, pengidap penyakit tersebut mudah diketahui jika memanfaatkan semua sarana kesehatan yang ada untuk periksa kesehatan. Virus HIV tersebut kata Wabup Bagus ada disebabkan karena perilaku seks bebas dan perilaku seks menyimpang seperti Lelaki seks Lelaki (LSL).
“Selain itu kita juga harus memastikan bahwa persedian obat-obatan untuk pengidap HIV/AIDS selalu ada di fasilitas kesehatan kita,”tegas Wabup Bagus.*