Pengembangan Wisata Pulau Rupat Harus Ada Sinergitas dengan Dunia Usaha

14 Oktober 2022
Seminar pengembangan wisata Pulau Rupat

Seminar pengembangan wisata Pulau Rupat

RIAU1.COM - Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT PHR menggelar seminar bertajuk Pengembangan Desa Wisata dan Ekonomi Kreatif Pulau Rupat.

Seminar yang dibuka Bupati Bengkalis, Kasmarni diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Andris Wasono itu, digelar di aula Kantor Camat Rupat Utara, Kamis 13 Oktober 2022.

Menurut Andris, khusus di Rupat Utara ada tiga desa yang termasuk desa wisata, yakni Tanjung Punak, Teluk Rhu dan Putri Sembilan.

Oleh karena itu, atas nama Pemkab Bengkalis, Andris menyambut baik upaya PT PHR menginisiasi kegiatan dimaksud.

"Kegiatan ini bukti sinergi dan kolaborasi dalam membangkitkan pariwisata kepulauan dan bahari sebagai ring of beauty tourism Indonesia di kawasan strategis pariwisata nasional, yaitu Pulau Rupat," ucapnya.

Dijelaskannya lagi, Teluk Rhu, Tanjung Punak dan Putri Sembilan sebagai desa wisata memiliki potensi bahari yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

"Salah satunya melalui pendekatan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan berbasis komunitas", ucapnya lagi.

Sementara itu, sebagai salah seorang narasumber, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, Edi Sakura yang diwakili Kepala Bidang Pariwisata, Alwizar memaparkan potensi, keunggulan dan kendala pengembangan pariwisata di Pulau Rupat.

Menurutnya, salah satu keunggulan pariwisata Pulau Rupat terletak pada sisi atraksi wisata alam yang eksotik, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata buatan yang memiliki daya ungkit wisatawan.

Sementara, kendalanya ada disisi aksesibilitas, baik jalan arteri yang sedang dalam pengerjaan, maupun jaringan jalan dalam pulau yang menghubungkan objek wisata satu dengan objek wisata lainnya, yang perlu pembenahan.

Sedangkan pendukung dan daya tarik wisata adalah letak yang cukup strategis karena berdekatan dengan Malaka serta dukungan regulasi.

Diakhir paparannya, Alwizar menjelaskan bahwa perlunya struktur anggaran yang berimbang, antara pembangunan sarana dan prasarana wisata dengan peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha.