Jaga Kedaulatan, Pijar Melayu dan BEM Polbeng Gelar Memijar NKRI di Bengkalis

27 Agustus 2021
Usai penyuluhan

Usai penyuluhan

RIAU1.COM - Berangkat dari rasa prihatin terhadap kondisi bibir pantai pulau terluar di Pulau Bengkalis yang saat ini yang kritis karena terdampak abrasi, Pijar Melayu bersama BEM Politeknik Negeri Bengkalis gelar MEMIJAR (Menanam Mangrove Edukasi Jaga Pulau Terluar) NKRI dengan tema edukasi bahaya abrasi kepada masyarakat pulau terluar dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Indonesia, pertengahan pekan ini.

"Permasalahan abrasi tidak hanya berdampak terhadap lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat tempatan, melainkan juga menyangkut permasalahan kedaulatan Negara," kata  Direktur Eksekutif Pijar Melayu Rocky Ramadani, SP.

Dari waktu ke waktu, sebut dia, daratan kita terus terkikis abrasi, sementara negara tetangga menggiatkan reklamasi di pantai-pantai mereka. Untuk itu perlu dilakukan edukasi terhadap masyarakat agar sama – sama menjaga dan melestarikan lingkungan untuk meminimalisir dampak abrasi tersebut.

Sebab itu, kata Rocky, Pijar Melayu dan Bem Polbeng akan membuat rangkuman hasil diskusi dan penanaman mangrove untuk diteruskan kepada pemerintah pusat.

"Dengan harapan menjadi perhatian dan prioritas pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, sebelum ancaman terhadap kedaulatan negara menjadi kenyataan.

Sementara itu ditempat yang sama, Presiden Politeknik Bengkalis M. Abdul Kadir Jailani menyampaikan, bahwa giat diskusi dan penanaman mangrove  ini merupakan bukti kepedulian Polbeng dengan Pijar Melayu dalam menjaga pulau terluar dari bahaya abrasi. Selain itu juga mencari solusi dan memberikan saran upaya apa yang harus dilakukan pemerintah pusat maupun daerah sehingga abrasi jangan sampai mengancam kedaulatan negara.

"Pentingnya meningkatkan kepedulian mengenai menjaga pulau terluar seperti pulau Bengkalis. Bahaya abrasi dari tahun ke tahun mengancam daratan pulau terluar mengakibatkan luas daratan menjadi berkurang, dan zona ekonomi eksklusif semakin ikut tertarik, itu tentunya bisa merugikan banyak pihak apalagi para nelayan di pulau Bengkalis," ujar Abdul. 

Setelah penyuluhan, dilanjutkan dengan penanaman mangrove di Desa Teluk Papal Bantan yang dihadiri langsung oleh kepala UPT perikanan dan kelautan Provinsi Riau di Bengkalis Tarman.**