Petugas dinkes Bengkalis saat melakukan rapid test kepada 22 pekerja mingran ilegal
RIAU1.COM -BENGKALIS - Sebanyak 22 orang Pekerja Imigran illegal (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sempat terdampar di Desa Teluk Rhu, kecamatan Rupat Utara, kabupaten Bengkalis, Sabtu 13 Juni 2020 kemarin.
Saat di Desa Teluk Rhu, seluruh TKI tersebut langsung dilakukan pemeriksaan "Rapid Test" dengan hasil Rapid Non Reaktif.
"Hasil rapid test semuanya mereka semalam, itu hasilnya non reaktif. Mereka kemari saat dilakukan pemeriksaan dikumpulkan di kantor Desa Teluk Rhu,"ungkap dr. Ersan Saputra saat dihubungi Riau24.com, Minggu 14 Juni 2020.
Saat disinggung apakah ke 22 orang TKI tersebut akan dilakukan karantina. Ersan menjelaskan bahwa, selanjutnya itu tergantung dari pihak pemerintah yang berwenang.
"Saat ini mereka sedang ditangani pihak imigrasi dan pihak terkait. Sedangkan pihak Diskes hanya mengecek kesehatan mereka. Untuk tindak lanjut bukan kewenangan kita lagi, apakah mereka akan dipulangkan atau belum,"pungkas Ersan.
Sebelumnya, Kepala Desa Teluk Rhu, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis Mansur menceritakan bahwa peristiwa terdamparnya 22 orang TKI illegal atau Pekerja Migran Illegal (PMI) berawal dirinya mendapat informasi dari warga masyarakat setempat.
"Sebanyak 22 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia itu terdampar di Desa Teluk Rhu, Dusun Tanjung Jaya, RT02, Kecamatan Rupat Utara. Peristiwa itu diketahui oleh warga sekitar, Sabtu 13 Juni 2020 Subuh dini hari tadi,"cerita Mansur saat dihubungi lewat via soluler nya kemarin.
"Saya dapat informasi dari warga saya ada orang pulang dari malaysia dibuang di daerah RT 02. Saya langsung lapor ke Polsek Rupat Utara, dan bersama sama melihat warga yang terdampar tersebut,"ungkap Mansur lagi.
Diutarakan Mansur, dari keterangan penumpang bahwa, mereka terdampar karena di tinggalkan oleh Nakhoda (tekong red,) speed Boad yang mengakut para TKI tersebut.
"22 TKI itu, kini sudah kita amankan dan bawa ke gedung pertemuan kantor desa Teluk Rhu menunggu proses selanjutnya dari pihak berwajib,"ucap Mansur.
Selain didamparkan oleh tekongnya, lanjut Mansur. Para penumpang yang menggunakan spead boat dari Malaysia itu merupakan tujuan ke kota Dumai.
"Pengakuan penumpang kepada kita, mereka membayar tambang tujuannya sampai dumai, namun diturunkan disini (Teluk Rhu red). Alasan tekongnya kepada penumpang sudah sampai di Dumai,"ungkapnya.
Terpisah, Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan mengutarakan bahwa, para PMI tersebut berangkat dari Sungai Pleek Malaysia berjumlah 22 orang dengan menggunakan speedboat fiber.
"Dua puluh dua orang ini diantaranya, 17 orang laki laki, 3 orang perempuan dan 2 orang masih anak anak. Dan saat ini mereka masih berada dilokasi dimana ditemukan,"ungkap Kapolres, Sabtu.
Dalam hal ini, ungkap Kapolres, langkah yang telah dilakukan adalah, kesemua PMI dibawa ke Polsek Rupat Utara, untuk di ambil keterangan. Disamping itu, juga dilakukan pengecekan suhu oleh pihak puskesmas.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan satagas covid untuk mempersiapkan tenaga medis untuk melakukan pengecekan kesehatan ke 22 orang ini. Dan mempersiapkan, Kapal untuk berangkat menuju Rupat Utara," ungkapnya.
Sedangkan, untuk rencana tindak lanjut, 22 PMI ini akan dilakukan rapid test dengan membawa tenaga medis ke Rupat Utara serta merintahkan para penyidik untuk melakukan pemeriksaan secara mendalam. (hari)