Ilustrasi
RIAU1.COM - Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkalis, Julharia, Sabtu 14 September 2019 menyampaikan bahwa, kondisi kabut asap di perairan Selat Bengkalis cukup tebal.
Namun sampai saat ini keberangkatan kapal ferry berpenumpang diantaranya tujuan Bengkalis-Batam, Selat Panjang-Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Pinang masih tetap berangkat seperti biasa, hanya saja kecepatan kapal harus dikurangi karena tebalnya kabut asap.
"Kabut asap sejak sepekan ini semakin menebal dan jarak pandang pendek sehingga sejumlah angkutan umum baik darat, laut dan udara mulai terganggu. Kondisi kabut memang sangat tebal sejak kemarin. Dan kita sudah kirimkan surat edaran yang di tujukan ke perusahaan pelayaran," ujarnya.
Dikatakannya surat edaran dengan nomor UM.002/2/1/KSOP.BKS/2019 dengan prihal tentang keselamatan pelayaran, antisipasi cuaca buruk dan kabut asap. Ada 9 item yang harus di patuhi oleh perusahaan pelayaran dan nahkoda kapal dan wajib diperhatikan hal terkait keselamatan.
"Salah satu himbauan kita, agar nahkoda kapal dapat mengirimkan posisi dan kondisi cuaca pada radio pantai secara terus menerus, juga bagi perusahaan kapal dan pelayaran untuk cepat tanggap dalam menghadapi cuaca ekstrem sesuai prosedur," ungkapnya.
Julharia menambahkan, sejauh ini belum ada kapal menunda keberangkatannya baik tujuan dalam dan luar negeri karena mereka berlayar dengan kecepatan yang aman, insident dilautpun belum ada laporan sampai saat ini. Posisi yang agak rawan untuk berlayar, yakni Bengkalis-Selat Malaka, namun tetap masih bisa berlayar hanya dengan mengurangi kecepatan kapal.
"Berita ini kami dapat dari kapal MT Enriko 3 tujuan dari Pelabuhan Tanjung Langsat Malaysia menuju Pekanbaru pada 12 september 2019 pukul 8.45 waktu malaysia, cuaca berkabut asap tebal dengan jarak pandang hanya mencapai 1 sampai 2 neutical mile," bebernya.
Selain itu Kepala KSOP Bengkalis juga menghimbau kepada para nelayan tradisional untuk lebih berhati hati karena jarak pandang terbatas. Sementara sistem napigasi kapal kapal nelayan tradisional masih belum lengkap.