BRT Lajur Khusus Bakal Dibangun di Pekanbaru

16 November 2023
Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun didampingi Kepala Dishub Yuliarso bersama delegasi Jerman usia membahas lajur khusus BRT

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun didampingi Kepala Dishub Yuliarso bersama delegasi Jerman usia membahas lajur khusus BRT

RIAU1.COM - Pengembangan transportasi umum massal berbasis jalan terus dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru. Bus Rapid Transit (BRT) dengan lajur khusus bakal dibangun di Pekanbaru. 

Rencananya BRT menggunakan lajur tengah ini bakal dibangun mulai tahun 2025 mendatang. BRT merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang (RAJP) tahun 2005-2025.

Kepala Dishub Kota Pekanbaru Yuliarso, Senin (13/11/2023), mengatakan, Pekanbaru termasuk salah satu dari enam kota yang akan menjadi percontohan dalam pengembangan transportasi umum massal berbasis jalan. Pengembangan transportasi umum massal ini juga masuk dalam strategis nasional. 

"Enam kota itu antara lain, Makassar, Pekanbaru, Batam, Bandung, Semarang, dan Medan. Kamu sudah memiliki feasibility study (uji kelayakan) terkait BRT," ujarnya. 

Studi kelayakan telah dilakukan untuk merancang sarana dan prasarana angkutan massal BRT, mengidentifikasi kebutuhan biaya, serta menganalisis manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi yang dihasilkan dari penggunaan BRT. Dalam perencanaannya, ada 15,8 Kilometer (Km) koridor BRT dengan lajur khusus dan 23 unit stasiun BRT yang akan dibangun. 

BRT akan melayani 9 rute dengan estimasi penumpang hingga 50.000 perjalanan setiap harinya. Titik integrasinya ada di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dan Terminal Bandar Raya Payung Sekali (BRPS). 

Untuk pembangunan infrastruktur Pemko Pekanbaru harus mengeluarkan anggaran ratusan miliar rupiah. Guna memenuhi dari total anggaran tersebut, Dishub Pekanbaru meminta bantuan anggaran dari Pemprov Riau dan pemerintah pusat. 

"Rutenya dari Mal Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, Tuanku Tambusai, Soekarno-Hatta, dan Soebrantas. Pekanbaru sudah layak untuk BRT ini. Jalan tidak diperlebar, tapi dimaksimalkan fungsinya dan ditata lagi," urai Yuliarso.