Bupati Alfedri Paparkan Upaya Kabupaten Siak Melawan Karhutla di LTKL 2019

Bupati Alfedri Paparkan Upaya Kabupaten Siak Melawan Karhutla di LTKL 2019

12 Oktober 2019
Bupati Siak, Alfedri

Bupati Siak, Alfedri

RIAU1.COM - Memasuki hari ke dua rangkaian Festival Kabupaten Lestari (FKL) tahun 2019 di Kabupaten Siak, dilakukan Bincang Lestari Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) tahun 2019 yang mengusung sejumlah tema yang disampaikan oleh masing-masing narasumber, berkaitan erat dengan kerusakan hutan dan lahan akibat karhutla di sejumlah daerah di Indonesia.

Tujuan dari kegiatan Bincang LTKL ini merupakan sesi diskusi interaktif, yang bertujuan untuk mencari solusi bersama, terkait permasalahan kebakaran hutan dan lahan dengan melibatkan multi pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, swasta, mitra, pembangunan, akademisi dan masyarakat.

Selain itu juga, untuk menyampaikan informasi dan sasaran pembelajaran antar kabupaten, mitra pembangunan dan pemangku kepentingan lainnya, untuk mendapatkan solusi bersama dalam permasalahan kebakarana hutan dan lahan.

Bupati Siak, Alfedri sebagai tuan rumah, berkesempatan menyampaikan pemaparan dengan tema 'Di Balik Asap Tantangan dan Upaya Kabupaten Siak Melawan Kebakaran Hutan dan Lahan' menjadi 

fenomena yang dihadapi tahun 2014-2015 lalu, telah terjadi musibah nasional bencana asap yang menimpa Riau termasuk Kabupaten Siak. Sehingga menyebabkan ekonomi terganggu, penerbangan tergangu dan sekolah juga merasakan dampaknya.

"Kami pada tahun 2016 secara inklusif berupaya mencegah kebakaran hutan dan lahan ini agar tidak terulang terus menerus. Kami dibantu kawan NGO dan CSU tingkat nasional, provinsi dan juga yang ada di Siak yang tergabung dalam 'Sedagho Siak' sehingga lahir sebuah pemikiran bagaimana kita membuat sebuah konsep Siak Kabupaten Hijau, yang sudah di-launching oleh Menteri Siti Nurbaya pada tahun 2016 lalu, sehingga lahirlah Peraturan Bupati No. 22/2018 mengenai Inisiatif Siak Hijau," jelas Bupati Alfedri, Jumat 11 Oktober 2019.

Melalui payung hukum itu, pihaknya melakukan pencegahan dengan cara sosialisasi, melalui penyuluhan kepada masyarakat dan tidak mengolah lahan dengan cara membakar.

Kemudian dirinya juga menyampaikan, pada tahun 2016, Pemkab Siak melalui dinas terkait melakukan pengadaan mesin pemadam api portabel di setiap kampung-kampung yang rawan terhadap karhutla.

"Di Siak terdapat 67 kampung yang memiliki lahan gambut, sehingga rentan terhadap karhutla, sementara kalau mobil damkar disiapkan di enam kelaster dengan peralatan yang lengkap, jika terjadi kebakaran hutan siap melakukan pemadaman kebakaran hutan secara langsung. Terutama di kampung-kampung yang terdepan dalam memadamkan titik api yang tidak bisa di jangkau dengan mobil damkar, bisa mengunakan mesin portebel yang mudah diangkat," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, dari total luas lahan di Kabupaten Siak, 57 persennya lahan gambut ada 21 persen gambut dalam dan sisanya gambut dangkal. Tentu berbagai upaya dilakukan dalam menyelamatkan lahan gambut ini, seperti membentuk Masyarakat Peduli Api Atau MPA, yang saat ini berjumlah lima orang, serta di bantu dana oprasionalnya masing-masing kampung sebesar Rp24 juta perkampung dalam setahun.

"Langkah-langkah inilah yang kami lakukan sehingga bisa menurunkan angka karhutla di Kabupaten Siak, dari hasil pantawan BRG Riau khusunya di Siak pada tahun 2019 sampai dengan bulan September 2019 titik api hanya 2 persen, meskipun ada kebakaran hutan dan lahan pada akhir September lalu terdapat dua titik namun kita berhasil memadamkannya," paparnya.

Diterangkannya, upaya lain yang dilakukan Kabupaten Siak dalam mengatasi karhutla melalui APBD murni 2018, dengan pengadaan alat 6 unit excavator yang di peruntukan jika terjadi karhutla, alat ini dapat difungsikan untuk membuat sekat kanal, memotong atau memangkas kepala api agar api tidak bertambah lebar. Kemudian alat ini mampu menjangkau medan yang sulit yang jauh dari jalan besar.

Dalam kesempantan itu tampak hadir Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IGRK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Ratnasari, Bupati Sintang Kalimanatan Barat Jarot Winarto, Wakil Bupati Musi Banyuasin Palembang Beni Hernedi dan Bupati Tulang Bawang Barat Rovinsi Lampung Mar Ahmad.

Juga Asisten Damintrasi umum Kabupaten Gorontalo Her Restu, Asisten Bidang Pemerintah dan kesra kabupaten Sigi Andi Ilham, Kadis Perternakan dan perikanan kabupaten Sanggau Syafriansyah, serta sejumlah pimpinan NGO yang tergabung dalam 'Sedagho Siak'.