Belajar Tatap Muka di Rohul Ditunda 2 Pekan

Belajar Tatap Muka di Rohul Ditunda 2 Pekan

6 Januari 2021
ilustrasi/detik.com

ilustrasi/detik.com

RIAU1.COM -ROKAN HULU-- Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menunda pembelajaran tatap muka pasca libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

Penundaan ini dengan telah dikeluarkannya surat edaran perpanjang masa libur pendidikan, dan anak didik masih belajar dari rumah, menggunakan metode daring dan luring selama 14 hari ke depan.

Kepala Disdikpora Rohul Drs. Ibnu Ulya, M. Si mengatakan langkah tersebut diambil guna menghindari terjadinya klaster baru Covid-19 di kelompok pendidikan.

"Karena kita kan tidak tahu, selama liburan panjang mungkin banyak masyarakat Rohul yang berlibur di daerah zona merah Covid-19," katanya, Selasa (5/1)

Ulya mengaku rencana awal di awal 2021, Disdikpora Rokan Hulu merencanakan belajar tatap muka pasca libur Hari Natal dan tahun baru 2021.

Disdikpora Rohul juga telah berkoordinasi dengan kepala daerah. Namun, hasil rapat terakhir bersama Gubernur Riau, pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan saat ini.

"Sebab itu Disdikpora menyikapi hal tersebut dan 14 hari setelah ini baru akan kita pertimbangkan lagi untuk masuk pembelajaran secara tatap muka," jelasnya.

Penetapan pembelajaran tatap muka, kata Ulya, tidak hanya ditentukan dengan surat keterangan kesehatan. Aturan paling utama adalah izin dari kepala daerah, izin komite sekolah, serta izin dari orang tua.

Selain itu sekolah juga tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Pembelajaran tatap muka, tambah Ulya, tidak bisa dipaksakan. Bila ada orang tua yang tidak mengizinkan, maka dibolehkan anaknya mengikuti pembelajaran dari rumah atau daring.

Ulya menambahkan lagi, menjelang 14 hari ke depan, sistem pembelajaran pendidikan di Rohul dilakukan sistem daring maupun luring, sampai batas waktu yang ditentukan.

"Semua kita lakukan untuk menghindari terjadinya penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan, dan hal ini sangat perlu untuk diwaspadai,"tutup Ulya. (Amsur)