Menurut BNN, 5 Wilayah di Riau Ini Paling Rawan Masuknya Narkoba

Menurut BNN, 5 Wilayah di Riau Ini Paling Rawan Masuknya Narkoba

3 Januari 2019
Foto ilustrasi (Dok Riau1.com)

Foto ilustrasi (Dok Riau1.com)

RIAU1.COM -Sepanjang 2018, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau menyita enam kilogram Narkoba jenis daun ganja dan 5.012 butir lainnya Pil Ekstasi. Untuk Sabu-sabu, jumlah barang bukti sitaan sebanyak 19,7 kilogram. Jumlah ini meningkat dibanding 2017 lalu.

Ini mengindikasikan jika Riau masih menjadi jalur 'empuk' peredaran gelap Narkotika. Sebagian barang haram itu dijajakan di Negeri Lancang Kuning, dan sebagian lagi diedarkan di provinsi lainnya. Khusus jenis Sabu, didominasi masuknya dari luar negeri.

Narkoba dapat dengan mudah masuk ke Riau melalui perairan, di mana bibir pantai wilayah yang memiliki 12 kabupaten/kota ini terbilang panjang dan banyak pelabuhan tikusnya. Pertanyaannya, di mana wilayah paling rawan masuknya Narkoba selama ini?

Menurut data BNNP Riau, setidaknya ada lima kabupaten/kota yang kerap dipakai pebisnis barang haram itu untuk memasukkan Narkobanya dan lolos ke pasaran. Jalur-jalur tersebut juga sudah dipetakan (Mapping) oleh pihak BNN Provinsi Riau.

"Kita melakukan pemetaan jalur mereka, di mana saja yang sering digunakan, pelabuhan tikus mana saja yang rawan dan sebagainya. Ada beberapa diantaranya," tutur Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Riau AKBP Haldun.

Daerah tersebut, diantaranya Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Tiga wilayah tersebut memang berada di pesisir Riau dan didominasi oleh perairan sehingga sulit terpantai secara maksimal.

"Selain tiga itu, ada Tembilahan, itu juga rawan. Kabupaten Pelalawan demikian pula, di daerah Teluk Meranti masuknya," beber Haldun. Kata dia, seluruhnya hasil pemetaan pihak BNN selama medio 2018.