BPBD Riau Pasrah Andalkan Hujan Demi Hilangkan Kabut Asap

BPBD Riau Pasrah Andalkan Hujan Demi Hilangkan Kabut Asap

10 September 2019
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger (Foto: Zar/Riau1.com)

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger (Foto: Zar/Riau1.com)

RIAU1.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengaku pasrah dan menyerahkan permasalahan kabut asap yang melanda sebagian Provinsi Riau ini pada turunnya hujan.

Ucapan ini diutarakan olehnya usai rapat evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di Posko Karhutla Riau, Selasa, 10 September 2019.

"Itu dinamika namanya. Hanya Allah yang bisa menjawab pertanyaan itu. Sama dengan menjawab kapan hari kiamat?. Jangankan masyarakat, saya saja sudah resah. Ini (kabut asap) hanya hujan yang bisa menolong ini, hanya hujan," tegasnya.

Berbeda yang diutarakan oleh Pemerintah Provinsi Riau yang mengaku tidak mengetahui kapan persisnya mereka mampu menuntaskan bencana kabut asap yang disebabkan olah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2019 ini.

Ucapan ini diutarakan oleh Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution di Gedung DPRD Riau, Senin, 26 Agustus 2019 silam," kita gak bisa pastikan kapan karhutla ini bisa berakhir," sebutnya.


Jika hanya mengandalkan hujan turun, artinya masih ada satu bulan lagi masyarakat Riau harus rela menerima dampak terpapar kabut asap. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di sejumlah wilayah Indonesia masih akan terjadi hingga bulan Oktober 2019 mendatang.

Mirisnya, akibat diselimuti kabut asap saat ini, sarana kesehatan seperti Puskesmas sampai di rumah sakit yang ada di Riau diserbu masyarakat.

Loading...

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir membenarkannya. Pernyataan ini diutarakannya saat menjadi narasumber rapat evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di Posko Karhutla Riau, Selasa, 10 September 2019.

"Terjadi peningkatan kunjungan di sarana pelayanan kesehatan yang ada di Riau," Sebutnya.

Untuk di akhir bulan Agustus tahun 2019 saja telah terjadi 2.800 lebih kasus dalam beberapa kali kunjungan. Meningkat 1000 kasus. Tersebar di beberapa wilayah yang terdampak kabut asap seperti Pekanbaru, Pelalawan, Kampar, Dumai, Siak hingga Indragiri Hilir.

"Mereka rata-rata mengeluhkan menderita ISPA, asma, iritasi mata sampai iritasi kulit," sebutnya. Angka ini masih akan berfluktuasi hingga akhir bulan September ini," tutupnya.