Karhutla Mengancam, Musim Panas di Riau Akan Melanda Hingga Oktober 2019

Karhutla Mengancam, Musim Panas di Riau Akan Melanda Hingga Oktober 2019

19 Februari 2019
Upaya pemadaman tim gabungan di darat, mengantisipasi Karhutla

Upaya pemadaman tim gabungan di darat, mengantisipasi Karhutla

RIAU1.COM -Titik panas (Hotspot) di Provinsi Riau dalam beberapa pekan belakangan terus bermunculan, akibat terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kabupaten Bengkalis pun menjadi wilayah terparah. Bahkan kabut asap kiriman sempat muncul dan menyelimuti Kota Dumai.

Titik panas bermunculan lantaran masih ada orang tak bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan dan lahan. Ini diperburuk dengan kondisi Riau yang memasuki musim kemarau, di mana sesuai polanya, Riau memiliki dua musim kemarau.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, saat ini Riau memasuki musim kemarau tahap pertama dan berlangsung hingga pertengahan Maret 2019. Selanjutnya akan disusul musim kemarau tahap kedua.

"Musim kemarau tahap dua selama Juni hingga Oktober 2019. Setiap musim kemarau ini, ancaman kebakaran hutan dan lahan meningkat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa 19 Februari 2019.

Dilanjutkannya, meskipun musim kemarau tahap pertama, intensitas ancaman kebakaran hutan dan lahan tidak sebesar pada musim kemarau tahan kedua. "Namun jika tidak diantisipasi dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan meluas," yakinnya.

Saat ini Karhutla melanda beberapa tempat di Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis, Rohil dan Dumai. Sebagian besar kebakaran terjadi di lahan gambut milik masyarakat dengan jenis tanaman semak belukar. "Penyebabnya adalah disengaja untuk pembukaan lahan perkebunan dan pertanian," ungkap dia.

Tercatat selama Januari hingga pertengahan pekan Bulan Februari 2019, ada 843 hektar lahan terbakar di Provinsi Riau. Sebaran dari kebakaran lahan ini adalah di Kabupaten Rohil seluas 117 hektar, Dumai 43,5 hektar dan Bengkalis 627 hektar.

Karhutla Sebabkan Kabut Asap
 
Kebakaran lahan di Riau juga telah menyebabkan beberapa daerah terkepung asap, meskipun intensitas, sebaran dan durasi tidak lama. Salah satunya di Kota Dumai beberapa waktu lalu.

Untuk membantu pemadaman di darat, Satgas udara mengerahkan tiga helikopter, yaitu satu helikopter Bell-412 dan dua helikopter. "BNPB sedang menyiapkan tambahan dukungan helikopter water bombing untuk memperkuat satgas udara," ujar Sutopo Purno Nugroho.
 
Kondisi diperkirakan makin kering sehingga potensi kebakaran meningkat. Tim satgas terpadu juga terus meningkatkan sosialisasi, penegakan hukum dan patroli agar kebakaran lahan dapat dicegah.