30 Persen Pemilih Petahana Hijrah ke Prabowo-Sandi, Gerindra Optimis di Pilpres 2019

30 Persen Pemilih Petahana Hijrah ke Prabowo-Sandi, Gerindra Optimis di Pilpres 2019

24 Maret 2019
Capres Nomor urut 02, Prabowo Subianto

Capres Nomor urut 02, Prabowo Subianto

RIAU1.COM - Menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) tanggal 17 April 2019 mendatang, Partai Gerakan Indonesia Raya atau lebih dikenal dengan Gerindra optimis ketua umumnya, Prabowo Subianto meraih banyak suara.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono meyakini, banyak pemilih yang belum menentukan pilihan sudah melabuhkan hati ke pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal itu bisa dilihat dari antusiasme warga di daerah saat Prabowo maupun Sandi berkunjung. Masyarakat bahkan akan berswadaya untuk meramaikan acara kampanye tersebut.

"Kita menyiapkannya kampanye terbuka gampang saja, tinggal sebar undangan ke masyarakat lewat medsos untuk hadir, masyarakat pasti akan datang berduyun-duyun. Jadi enggak perlu dibayar," kata Arief dilansir RMOL.co, Ahad 24 Maret 2019.

Arief mengatakan, tingginya antusiasme masyarakat terhadap pasangan yang didukung kaum emak-emak dan milenial ini terjadi lantaran tim pemenangan Prabowo-Sandi yang tidak terdaftar di KPU mayoritas merupakan masyarakat dari kalangan menengah ke bawah.

"Misalnya buruh, tukang bakso, pedagang pecel lele, supir, pedagang nasi goreng, petani, pemilik warung makan, dan lain sebagainya," tuturnya.

Melihat antusiasme masyarakat yang menginginkan perubahan tersebut, Arief mengungkapkan, Prabowo-Sandi tidak hanya sudah menggaet undecided voters, tapi juga pemilih dari pasangan petahana. "Joko Widodo voters sudah hampir 30 persen sekarang ada di barisan Prabowo-Sandi ya," imbuhnya.

Masih kata Arief, Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi kantong suara kubu petahana juga telah ditaklukan Prabowo-Sandi. Di tempat ini, elektabilitas pasangan 02 dan lawannya hanya terpaut sedikit.

"Jateng sudah hampir imbang. Sebab masyarakat Jateng sudah merasakan kok kegagalan pengelolaan ekonomi di era Joko Widodo yang berimbas banyak pengangguran, anak putus sekolah, meningkatnya TKI Wanita dari Jateng dan daya beli masyarakat makin menurun drastis," tukasnya.