Fakta-fakta Peristiwa 'Tembok Maut Pencabut Nyawa' SDN 141 Pekanbaru

Fakta-fakta Peristiwa 'Tembok Maut Pencabut Nyawa' SDN 141 Pekanbaru

15 November 2018
Tanda pemberitahuan

Tanda pemberitahuan

RIAU1.COM - Rabu(14/11/2018) Pekanbaru dibikin geger dengan peristiwa 'Tembok Maut' yang telah merenggut nyawa pelajar. Mulai dari Kepolisian, DPRD hingga Dinas terkait ikut andil dalam memberikan tanggapan. Bahkan Pemko Pekanbaru juga turut memberikan ucapan belasungkawa atas kejadian tersebut. Namun apapun itu, musibah telah terjadi dan semoga pihak keluarga korban mendapatkan kesabaran dan ketabahan.

Dalam peristiwa 'Tembok Maut Pencabut Nyawa' tersebut terdapat sebuah beberapa fakta yang dapat redaksi rangkum sebagai berikut :

1. Pagi hari disaat siswa berangkat sekolah


Saksi mata bernama Rahma (32) yang juga mengalami luka lecet di kaki akibat tembok yang rubuh ini mengatakan, bahwa pada saat kejadian dirinya sedang mengatarkan anak untuk sekolah.

"Jadi tadi lagi antar anak sekolah, anak udah masuk kedalam sekolah,  tiba-tiba waktu mau memutar arah sepeda motor langsung tiba-tiba pagar itu rubuh, untung saja sudah agak menjauh dari pagar hanya kaki sebelah kiri ini aja yang luka," tuturnya.

2. Korban meninggal berjumlah 2 orang


Kepolisian mengonfirmasi, korban meninggal dunia bernama William Maleaki (7) yang tercatat sebagai pelajar di SD Negeri 141 Pekanbaru dan Yanitra (17) yang tercatat sebagai pelajar SMA Negeri 14 Pekanbaru.

"Benar, total jadi dua orang korban meninggal dunia. Pertama Yanitra dan kedua William," tutur Kapolsek Bukit Raya Kompol Pribadi kepada Riau1.com, pada Rabu siang.

3. Pertolongan adalah langkah pertama Kepolisian


Kapolresta Pekanbaru langsung mengecek kondisi di lapangan, melihat letak posisi korban yang tertimpa, hingga melihat kondisi kendaraan sepeda motor yang digunakan oleh para korban.

Ia menjelaskan, pagar tembok sekolah yang rubuh menimpa anak sekolah dan yang keluarga mengantar. "Langkah yang pertama kita adalah bagaimana upaya maksimal untuk membantu korban dulu, itu yang pertama," ungkapnya.

4. Pagar 18 meter belum lama di bangun


Pagar ini kira-kira sepanjang 18 meter. Menurut informasi yang dirangkum, pagar tembok tersebut belum lama dibangun, namun terlihat mengalami kemiringan, hingga akhirnya rubuh, Rabu pagi tadi sekitar jam 07.00 WIB.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto menjelaskan, pihaknya akan melakukan penyelidikan, apakah peristiwa ini melanggar hukum dan terdapat unsur kelalaian. "Terlalu dini menyimpulkan siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini, kita selidiki lebih dulu," ungkap dia.

5. DPRD Riau himbau kontruksi bangunan dengan ahli teknik


Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldi Jusman, menghimbau unsur penyelenggara sekolah untuk melakukan konsultasi dengan pihak terkait ketika ingin melakukan pembangunan fisik di sekolah.

"Saya minta pihak sekolah jangan sembarangan membangun. Jika ingin melakukan kegiatan kontruksi jangan lakukan tanpa advice (penasehat) teknik," sebutnya kepada Riau1.

6. Sisa pagar akan dirobohkan


Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas PUPR untuk merobohkan pagar sekolah.

"Pagar sisanya ini kita robohkan, kita juga sudah koordinasikan dengan dinas PUPR untuk membersihkan sisanya. Nanti kita lihat dari hasil, apa dan dimana letak kesalahan pihak sekolah itu" ujar Jamal kepada Riau1 melalui sambungan telepon, Rabu (14/11/2018).

7. Firasat 'mata berkedip' kakek korban 


Kakek dari almarhumah bernama Datuk Juri (70) saat berbincang dengan Riau1.com mengatakan, bahwa ia sempat mendapat firasat sebelum kejadian yang menimpa cucunya tersebut.

"Jadi kemarin itu, mata sebelah kanan itu berkedip-kedip (Kedutan) terus, dalam hati ini saya bilang, ini kenapa berkedip terus, mau ada apa," ia berkisah.

8. Pagar dibangun kembali tahun 2019


Kepala dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Ahmad Jamal mengatakan, pagar yang roboh ini akan dianggarkan pada APBD 2019. 

"Kemungkinan nanti 2019 kita akan bangun tembok baru yang lebih kuat dan tidak ringkih" ungkap Jamal.

9. Korban meninggal dikenal ramah dan pintar


Danti (17), teman satu sekolah Yanita hanya bisa mengenang saat bersama almarhumah. Menurutnya korban merupakan sosok yang ramah, pandai bergaul dan pintar di sekolahan. Tak ayal, Yunitra dalam kesehariannya punya banyak teman.

Ia tidak menyangka bahwa temannya akan pergi secepat ini. Diakui Danti, tidak ada firasat apapun sebelumnya. "Tapi kemaren itu dia sempat ada minta maaf sama sahabat dia, tapi bukan saya," tuturnya.

10. Pemko Pekanbaru turut berbelasungkawa


uatu bentuk duka cita, Wakil Walikota Pekanbaru, H. Ayat Cahyadi SSi mengucapkan belasungkawa atas kejadian tersebut. Tidak itu saja, Ayat juga menyempatkan diri untuk menyolatkan kedua jenazah kedua korban.

"Kita doakan, anak kita yang meninggal dunia ini, mati dalam keadaan mati sahid," terang Ayat, Rabu (14/11/18).

11. Dekapan terakhir ayah Yanita


Jon Kenedi selaku ayah Yanita hanya bisa melihat anaknya dibalik runtuhan pagar dengan air mata. Seakan-akan ia tak kuasa melihat buah hatinya kesakitan, namun tak punya daya untuk menolong lebih banyak. Didekapnya sang anak dengan hati yang berkecamuk.

Jon juga yang menemani almarhumah di RS hingga akhirnya korban menghembuskan nafas terakhir. Di rumah duka sendiri, sang ayah tampak begitu bersedih. Kejadian itu membuat Rabu pagi dirundung kelabu.

 

R1/gig