Bikin Terenyuh dan Pilu, Detik-detik Sang Ayah Mendekap Korban yang Terhimpit Tembok SDN 141 Pekanbaru

Bikin Terenyuh dan Pilu, Detik-detik Sang Ayah Mendekap Korban yang Terhimpit Tembok SDN 141 Pekanbaru

14 November 2018
Vidio ini discreenshoot, detik-detik saat sang ayah mendekap anaknya yang jadi korban rubuhnya pagar tembok SDN 141 Pekanbaru, Rabu pagi

Vidio ini discreenshoot, detik-detik saat sang ayah mendekap anaknya yang jadi korban rubuhnya pagar tembok SDN 141 Pekanbaru, Rabu pagi

RIAU1.COM -Yanitra Octavizola atau akrap disapa Yaya (Aya, red) jadi korban rubuhnya tembok pagar SDN 141 Jalan Tengku Bey Kota Pekanbaru, Riau pada Rabu (14/11/2018) pagi. Korban menghembuskan nafas setelah material tembok menghantamnya.

Saat itu, Yaya berkendara dengan sepeda motor sambil memboncengi adiknya Rasyad. Pagi itu, kakak beradik ini hendak ke sekolah dan melintas di lokasi kejadian. Nahas tak dapat dielakkan, tiba-tiba tembok pagar runtuh dan mengenai keduanya.

Warga dan sejumlah orangtua yang kebetulan mengantar anak mereka sekolah langsung histeris melihat peristiwa tersebut. Teriakan minta tolong memecah suasana pagi. Di antara puing material bangunan tampak tubuh Yaya terbaring tak berdaya.

Kakinya tampak terjepit pada tembok yang rubuh. Darah juga mengucur. Petugas yang tiba di lokasi harus berjuang melawan waktu, agar bisa secepatnya mengangkat puing tembok yang menghimpit korban. Ini menjadi detik-detik yang dramatis.

Riau1.com mendapat rekaman vidio situasi saat kejadian tersebut. Tampak saat itu ayah korban bernama Jon Kenedi sudah berada di lokasi. Ia duduk tersimpuh tepat di samping tubuh anaknya yang sudah dalam keadaan tak berdaya.

Pada vidio berdurasi 48 detik ini tergambar kepiluan yang mendalam. Sang ayah mendekap erat putri kesayangannya, sambil sesekali mendekatkan wajahnya ke Yaya seolah-olah sedang membisikkan sesuatu. Tak henti-henti ia menguatkan sang anak.

Sembari itu, warga dan petugas Damkar serta kepolisian berupaya menghancurkan material tembok agar terurai, sehingga korban bisa dievakuasi. Sementara warga lainnya melihat situasi tersebut dengan lirih, sambil berharap 'kengerian' itu segera berlalu dan korban yang masih berseragam sekolah ini dapat ditolong.

Sesekali pandangan Jon terfokus pada orang-orang yang tengah berjuang membantu anaknya, lalu matanya kembali menatap Yanitra. Seakan-akan ia tak kuasa melihat buah hatinya kesakitan, namun tak punya daya untuk menolong lebih banyak. Didekapnya sang anak dengan hati yang berkecamuk.

Jon juga yang menemani almarhumah di RS hingga akhirnya korban menghembuskan nafas terakhir. Di rumah duka sendiri, sang ayah tampak begitu bersedih. Kejadian itu membuat Rabu pagi dirundung kelabu.

Selain merenggut nyawa Yanitra, peristiwa ini juga menewaskan William, pejalar SDN 141. Korban meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit. Total ada dua korban tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka akibat rubuhnya tembok SD tersebut.