Setelah Jalan Kopi, PKL di Depan Pasar Sukaramai Siap-Siap Digusur Satpol PP Pekanbaru

Setelah Jalan Kopi, PKL di Depan Pasar Sukaramai Siap-Siap Digusur Satpol PP Pekanbaru

23 Oktober 2019
Petugas Satpol PP Pekanbaru saat memperingatkan para PKL di Jalan HOS Cokroaminoto agar membongkar lapaknya dalam tiga hari. Foto: Satpol PP Pekanbaru.

Petugas Satpol PP Pekanbaru saat memperingatkan para PKL di Jalan HOS Cokroaminoto agar membongkar lapaknya dalam tiga hari. Foto: Satpol PP Pekanbaru.

RIAU1.COM -Pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Kopi (tepatnya di belakang Pasar Sukaramai) sudah digusur petugas tim yustisi Pemko Pekanbaru pada 3 Oktober lalu. Dalam waktu dekat, para PKL di depan Pasar Sukaramai akan ditertibkan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru Agus Pramono, Rabu (23/10/2019), mengatakan, para pedagang yang di depan Pasar Sukaramai di Jalan Jenderal Sudirman akan digusur. Karena, Pasar Sukaramai hampir selesai. 

"Kawasan sekitar Pasar Sukaramai dibentuk hampir seperti mal," ujarnya.

Penertiban PKL di sekitar Pasar Sukaramai telah dimulai dari Jalan Kopi. Selanjutnya, Satpol PP akan menggusur PKL di Jalan Agus Salim, Jalan Imam Bonjol, Jalan Cengkeh, dan Jalan HOS Cokroaminoto.

"Hari ini, kami beri peringatan di sekitar empat jalan itu. Hari ini juga sedikit demi sedikit, para PKL diminta menggeser lapak dagangannya," ucap Agus.

Besok, posisi para PKL ini akan dicek lagi. Mudah-mudahan, empat jalan itu sudah rapi. 

"Saya lihat di Jalan Agus Salim ada Pasar Inpres. Saya harap, para pedagang bisa mengisi tempat itu," harap Agus.

Para PKL diminta menghubungi dinas terkait agar bisa menempati Pasar Inpres. Karena, pasar itu terlihat kosong.

"Saat ini, para PKL malah berjualan di pinggir jalan. Jika dalam tiga hari tak pindah, lapak PKL akan saya bongkar," tegasnya.

Namun, Agus sempat berkomunikasi dengan para PKL. Pada prinsipnya, para PKL bersedia pindah.

"Tidak ada penolakan dari mereka," imbuhnya.

Pembersihan PKL ini merupakan perintah wali kota. Semua jenis pasar akan ditata supaya rapi dan indah. 

"Kami menyebar 400 surat peringatan. Walaupun sebenarnya ada 1000 pedagang. Namun, kekurangan surat peringatan ini diakali dengan saya mendatangi langsung para pedagang. Semuanya demi kepentingan umum," jelas Agus.