Wali Kota Sebut Kabut Asap yang Menerjang Pekanbaru Berasal dari Sumsel dan Jambi

Wali Kota Sebut Kabut Asap yang Menerjang Pekanbaru Berasal dari Sumsel dan Jambi

11 September 2019
Buruknya kualitas udara di Pekanbaru akibat kabut asap membuat warga harus mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Foto: Riau1.

Buruknya kualitas udara di Pekanbaru akibat kabut asap membuat warga harus mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Foto: Riau1.

RIAU1.COM -Kabut asap pekat yang menerjang Kota Pekanbaru berasal dari hasil pembakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Kabut asap di dua provinsi itu itu didorong angin dari arah Selatan menuju ke Pekanbaru dan dua negara tetangga.

"Asap yang datang ke Pekanbaru ini berasal dari Sumatera Selatan. Hari ini, sekitar 450 titik terdapat di provinsi itu," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus usai menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) di Gedung Rektorat Universitas Islam Riau (UIR), Rabu (11/9/2019).

Kemudian, sekitar 300 titik api juga didapati di Provinsi Jambi. Sedangkan di Provinsi Riau ditemukan 250 titik api.

"Jadi, jumlah titi api naik dari hari kemarin. Kalau kemarin di Riau hanya 138 titik api," sebut Firdaus.

Titik api di Provinsi Riau banyak didapati di Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Rokan Hilir. Titik api tidak ada di Pekanbaru. 

"Saat ini, angin berhembus dari Selatan. Artinya, kabut asap dari Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau bagian Selatan, berkumpul di Pekanbaru," ungkap Firdaus.

Kualitas udara sangat ditentukan oleh aktivitas titik api di luar wilayah Kota Pekanbaru. Kabut asap juga dialami dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.

"Saya mengimbau kepada yang rentan seperti anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) dan ibu hamil agar menghindari untuk berada di ruang terbuka. Perbanyak aktivitas di dalam rumah. 

Bagi para guru, untuk anak-anak didik yang hari ini di rumah, supaya diberi aktivitas belajar. Orangtua juga diminta menjaga anak-anaknya.

Diberitakan sebelumnya, Pemko Pekanbaru mengumumkan kualitas udara tidak sehat hari ini. Kepekatan kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang menyelubungi Kota Pekanbaru berada di level 111.

Kepala Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Syahrial, Selasa (10/9/2019), mengatakan, berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Pekanbaru, kepekatan asap berada di level 111. Level ini menandakan kualitas udara yang tidak sehat. 

Berdasarkan data yang direkam setiap 30 menit sejak pukul 15.00 WIB pada 9 September hingga pukul 15.00 pada 10 September terpantau pergerakan kepekatan kabut asap di Pekanbaru.

Kepekatan kabut asap tertinggi terjadi pukul 09.30 WIB. Dalam 24 jam itu, kepekatan kabut asap tertinggi didapati di level 377,7. Sedangkan titik terendah kabut asap berada di level 98,7 pada pukul 15.30 pada 9 September.

Kesempatan berbeda, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Pekanbaru Maisel Fidayesi. Data penderita ISPA dari data 21 puskesmas yang ada di Pekanbaru.

"Data dari tanggal 1 sampai 8 September selama sepekan tercatat ada 1.073 penderita ISPA. Paling banyak usia di atas 15 tahun," sebutnya.

Tingginya jumlah penderita ISPA di Kota Pekanbaru Maisel Fidayesi mengimbau warga untuk senantiasa memakai masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. 

"Untuk meminimalisir dampak kabut asap usahakan selalu pakai masker dan kurangi kegiatan di luar ruangan jika tidak penting," pesannya.

Seperti yang ramai diberitakan kabut asap kian pekat di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru. Walikota Pekanbaru Firdaus sudah menginstruksikan supaya seluruh sekolah meliburkan siswa hingga Rabu 11 September 2019.