Dinkes Pekanbaru Sebut Kepekatan Kabut Asap Masih di Level Sedang Hingga Saat Ini

Dinkes Pekanbaru Sebut Kepekatan Kabut Asap Masih di Level Sedang Hingga Saat Ini

22 Agustus 2019
Pengendara motor menggunakan masker saat kabut asap masih menyelimuti Kota Pekanbaru, Kamis (22/8/2019). Foto: Surya/Riau1.

Pengendara motor menggunakan masker saat kabut asap masih menyelimuti Kota Pekanbaru, Kamis (22/8/2019). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Kepekatan kabut asap masih di level sedang sejak akhir Juli hingga saat ini. Hasil ini berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Dalam laporan BMKG, kabut asap belum pernah menyentuh level 200. Malah, kabut asap selalu di bawah level 100," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin di Hotel Pangeran, Kamis (22/8/2019).

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kabut asap masih di antara level 50 hingga level 100 atau dalam kondisi sedang. Laporan ini diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru. 

"Level sedang tidak berdampak kepada kesehatan. Hanya berdampak kepada tumbuh-tumbuhan," jelasnya.

Namun ketika angkanya antara level 101 hingga level 191, maka kabut asap itu berdampak kepada manusia yang rentan sepertu balita, ibu hamil, dan lansia. Di samping itu, manusia juga akan menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPU), asma, paru-paru kronis, dan jantung. 

Jika sudah di level 200 ke atas, maka dalam kondisi udara sangat tidak sehat. Dampak kabut asap ini harus ditanggulangi dengan cepat.

Loading...

"Puskesmas sudah kami siapkan untuk menangapi pasien yang terdampak kabut asap. Kalau meliburkan sekolah menjadi tanggung jawab dinas pendidikan sesuai dampaknya," sebut Amin.

Saat ini, Dinkes Pekanbaru terus memperhatikan laporan ISPU di tiap kecamatan. Jika ada permintaan masker di kecamatan itu, maka segera dibagikan.

"Karena, masker di Pekanbaru cukup tersedia untuk masyarakatnya. Bantuan masker dari Pemprov sudah kami terima, termasuk obat-obatan yang menangani persoalan asap sudah cukup semua," ungkap Amin.

Jika terjadi masalah kesehatan akibat kabut asap, masyarakat segera datang ke puskesmas. Sebab, layanan pengobatan penyakit ISPA dan sejenisnya dipusatkan di 21 puskesmas.