Membudayakan Baca, Menghidupkan Agama

Membudayakan Baca, Menghidupkan Agama

21 Agustus 2020
Andi Saputra

Andi Saputra

RIAU1.COM - Tidak dapat disangkal bahwa diantara nilai utama membaca adalah terbukanya cakrawala pengetahuan juga keilmuan. Semboyan "Buku adalah Jendela Ilmu" atau "Membaca sebagai Kacamata Dunia", kiranya akrab betul di telinga, juga familiar dimata. 

Benar, kampanye mencintai ilmu sudah sejak dini diterima, termasuk ketika masih belajar di lingkungan Sekolah Dasar. 

Namun demikian, kenyataan bahwa bangsa ini tengah berada pada tingkatan rendah (minat) literasi, menjadi indikator jika harapan itu belum lagi membumi. Kalaupun sudah ada minat baca di sana, tapi kualitas bacaan juga penting dipertanyakan. Lihat saja, kebanyakan orang misalnya lebih suka berbalas hayalan, ketimbang membicarakan soal gagasan. Literasi seakan menjadi barang antik dan karenanya, sukar untuk ditilik. 

Menjadi wajar jika Tuhan pun menjadikan keber-ilmu-an sebagai tolok ukur ketinggian martabat seorang insan. Senada dengan pertanyaan, "Adakah sama di antara mereka yang tahu dan yang tidak?", sebentuk kalimat sindiran yang tidak jarang diacuhkan dan karenanya terabaikan. Bahkan, menyuarakan ketidak-tahuan adalah pilihan yang juga terlarang olehNya. Boleh jadi, kebohongan informasi (hoax) adalah wujud dari hobi pengabaian akan hal ini. 

Adalah suatu fakta bila 'membaca' dinyatakan pemuka agama (baca; Ulama) sebagai sabda pembuka dari Titah Suci Tuhan. Hanya saja, seruan mengenai hal ini, seolah tidak lebih mulia dibandingkan amalan dan aktivitas peribadatan lainnya. Atau, kalaupun terlaksana, seringkali maknanya tereduksi pada sekadar jalan beroleh pahala. Pada saat yang sama, keluasan arti 'bacaan' seakan hanya ditujukan bagi Kitab Suci namun tidak pada yang lainnya.  

Loading...

Padahal, semesta terbentang beserta segala isinya, juga merupakan ayat ayat Tuhan. Kembalilah ke pangkal jalan seruan agama. 'Tak perlu tahu banyak hal, sedikit saja. Sedikit sedikit tahu'. Akhirnya, Tuhan menghendaki kita sebagai pribadi yang luas wawasan.


Oleh: Andi Saputra

Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PW Muhammadiyah Riau