Sudah Tiga Hari, Penambang Pasir yang Hanyut di Lubuksikaping Belum Ditemukan

9 November 2018
Penambang pasir yang hanyut di Sungai Batang Sumpur, Lubuksikaping masih terus dicari, Jumat.

Penambang pasir yang hanyut di Sungai Batang Sumpur, Lubuksikaping masih terus dicari, Jumat.

RIAU1.COM - Penambang pasir yang hanyut di sungai ini masih terus dicari, Jumat 9 November 2018. 

Hari ketiga, korban hanyut saat menambang pasir di sungai Batang Sumpur, Sungai Pandahan, Nagari Sundatar, Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, belum juga ditemukan.

Bersama masyarakat, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Pasaman untuk menemukan Johan (45), korban hanyut ketika menambang pasir di sungai itu, Rabu (7/11) lalu.

Bahkan, masyarakat setempat juga sudah menggelar doa bersama di lokasi tempat korban tenggelam. Namun, berbagai upaya tersebut belum juga berhasil menemukan korban.

"Kita menduga korban masih ada disekitar tempat dia jatuh lalu tenggelam. Bisa saja tersangkut ranting kayu dan bebatuan besar yang banyak di dasar sungai," ungkap Supervisor TRC BPBD Kabupaten Pasaman, Khairil Ihwan, seperti dilansir Antara, Jumat.

Dikatakan, TRC yang menurunkan lima orang personel ke TKP, sudah dua kali melakukan penyelaman ke dasar sungai. Upaya tersebut untuk mencari keberadaan korban di dasar sungai. Namun upaya itu nihil, karena keruh dan derasnya arus sungai.

"Kita sudah dua kali melakukan penyelemanan. Keruhnya air membuat jarak pandang terbatas dan menyulitkan kami tim rescue mencari korban di dasar sungai," ujarnya.

Dihari ketiga ini, kata Ihwan, pencarian akan tetap dilanjutkan dengan menyisir sungai hingga ke Petok. Bahkan, kata dia, pihaknya juga akan membentuk tim gabungan bersama TNI/Polri dan masyarakat.

"Hari ini, kita membentuk tim gabungan. Terdiri atas anggota TNI/Polri dan juga melibatka masyarakat. Radius pencarian juga ditambah sampai ke Petok. Semoga, hari ketiga ini korban dapat diketemukan," katanya.

Ia menambahkan, selama tiga hari pencaharian, hujan lebat selalu mengguyur wilayah tersebut. Sehingga hal itu menyulitkan mereka. Untuk menyelam belum memungkinkan, mengingat jarak pandang sangat minim dan air keruh.

"Arus masih deras. BPBD menurunkan peralatan standart water rescue, antara lain, perahu karet lengkap," katanya.

R1/Hee