Diduga Minim APD Khusus Virus Corona, 17 Dokter Meninggal Dunia di Indonesia

Diduga Minim APD Khusus Virus Corona, 17 Dokter Meninggal Dunia di Indonesia

4 April 2020
Beberapa pejuang kesehatan meninggal saat bertugas di di garda depan penanganan COVID-19. Foto: Getty Images.

Beberapa pejuang kesehatan meninggal saat bertugas di di garda depan penanganan COVID-19. Foto: Getty Images.

RIAU1.COM -Gugurnya sejumlah tenaga medis selama pandemi corona virus disease 2019 (covid-19) jadi sorotan. Tercatat 17 dokter meninggal dunia sejak penyakit baru ini mewabah di Indonesia.

Dilansir dari Detik.com, Sabtu (4/4/2020), masih banyak pejuang-pejuang di garda depan penanganan COVID-19 yang juga gugur meski tidak secara langsung terkait penyakit tersebut. Seperti dr Toni D Silitonga dari IDI Bandung Barat misalnya, yang meninggal karena serangan jantung.

Namun Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut, almarhum merupakan anggota Satgas Tim Penanggulangan Covid-19 IDI Bandung Barat.

"Beliau berpulang karena kelelahan dan adanya serangan jantung," tulis PB IDI dalam salah satu unggahan di Twitter.

Sebagian yang lain meninggal karena tertular COVID-19 saat berada di garda depan, menangani, maupun berinteraksi langsung dengan pasien positif.

Salah satu faktor yang banyak disorot adalah minimnya APD (Alat Pelindung Diri) yang tersedia. Dalam sebuah foto yang viral di media sosial, seorang dokter yang diyakini sebagai almarhum dr Bernadette Albertine Francisca tengah menjalankan praktik dengan APD seadanya dari jas hujan plastik.

"Iya, itu beliau (dr Bernadette). Kemungkinan di RS Bhayangkara (foto diambil)," kata Humas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Halik Malik.

Berikut ini daftar 17 dokter yang meninggal dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun positif tertular COVID-19.

Prof Dr dr Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar Farmakologi FK UGM), Prof Dr dr Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI), dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat), dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung), dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel), dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor), dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi), dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim), dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan), dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih), dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur), Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo (IDI Jakpus), Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI), dr. Bernadetta Tuwsnakotta Sp THT - Meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar), Dr. dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) - Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel), dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangsel), dr. Heru S. - Meninggal di RSPP (FK UNDIP).