Perbedaan Warga Tionghoa, Arab Dan Pribumi Era Kerajaan Majapahit

Perbedaan Warga Tionghoa, Arab Dan Pribumi Era Kerajaan Majapahit

25 Januari 2020
Ilustrasi [Foto: Istimewa/internet]

Ilustrasi [Foto: Istimewa/internet]

RIAU1.COM - Catatan Ma Huan, penerjemah resmi yang mendampingi Laksamana Cheng Ho yang terbit pada 1416 membandingkan bagaimana keberadaan warga Tionghoa, Arab dan warga pribumi di era kerajaan Majapahit.

Ma Huan menyebutkan bahwa penduduk di pantai utara kota-kota pelabuhan, seperti Gresik, Tuban, Surabaya, dan Canggu banyak diisi oleh berbagai macam suku dan agama dinukil dari historia.id, Sabtu, 25 Januari 2020.

Bahkan ketika sampai di kota Majapahit, sudah ada sekira 200-300 keluarga yang menetap disana. Ia membagi penduduk saat itu dalam tiga golongan.

Pertama, orang Arab atau penganut ajaran Muhammad dengan kegiatan berdagang memiliki pakaian, makanan bersih dan bagus.

Loading...

Kedua, orang Tionghoa yang umumnya berasal dari Guangdong, Zhangzhou, dan Quanzhou dianggap melarikan diri dari daerah asalnya dan tinggal di Jawa. Mereka juga mengkonsumsi makanan yang bersih dan menggunakan peralatan yang bagus.

Ketiga masyarakat pribumi yang disebutkannya sebagai penduduk kotor, jelek, bepergian dengan kepala yang tak pernah disisir, bertelanjang kaki dan paling penting sangat percaya pada ajaran setan.