E Commerce Buka Peluang Amel Punya 100an Tim Dan Omzet Diatas Rp90 Juta

E Commerce Buka Peluang Amel Punya 100an Tim Dan Omzet Diatas Rp90 Juta

20 September 2019
Rahmelda Oktavia saat di kedainya (Foto: Istimewa/Rahmelda Oktavia)

Rahmelda Oktavia saat di kedainya (Foto: Istimewa/Rahmelda Oktavia)

RIAU1.COM - Bermula dari hadirnya salah satu e commerce Tanah Air, Rahmelda Oktavia berdomisili di Bukittinggi ini mengaku sudah memiliki kedai, 100an tim mencakup wilayah Sumatera Barat, Riau, sebagian Pulau Jawa, Kalimantan hingga negara Mesir. Tak hanya itu, dia juga mengaku telah beromzet Rp90 jutaan per bulan hanya dengan tekun mengikut sistem dan alur bisnis dari salah satu produk kecantikan, herbal dan skin care SR 12.

Cerita lengkapnya dituturkan langsung oleh wanita yang akrab disapa Amel ini kepada RIAU1.COM, Rabu, 18 September 2019 silam.

Semua kisahnya berawal dari mengenal dagang online Apa Lu Mau, Gua Ada (Palugada) jauh sebelum mengenal SR 12. Sesuai dengan namanya, Amel harus menyediakan apa saja yang diminta oleh para pelanggan yang kebanyakan para ibu-ibu, anak ABG dan remaja tanggung.

Memasuki pertengahan tahun 2017 Amel mengaku mampu menyiapkan barang yang paling dicari seperti kaca mata anti radiasi, baju, gamis, baju muslim hingga dompet dengan ragam merek dagang," awal mula seperti ini ya kenal e commerce dari Palugada itu. Belanjanya lewat itu (e commerce). Jadi awalnya lihat di TV kemudian buka Google dan coba-coba, eh ternyata barangnya banyak," jelasnya.

Melalui e commerce juga Amel mengirim dagangan dan membeli barang. Tapi kebanyakan akan lebih cepat lakunya jika berjualan di media sosial seperti Facebook, Instagram dan aplikasi pesan instan untuk smartphone, WhatsApp. Karena saat itu e commerce belum setenar jika dibandingkan dengan perkembangannya di Pulau Jawa.

Omzet perbulan pada saat itu berputar-putar di angka Rp1 - Rp4.5 jutaan. Sekeras apapun kerjanya seperti mempromosikan, mengajak orang untuk bergabung. Nominal yang didapat tak bisa melampaui harapannya.

Meskipun hasilnya seperti itu, Amel tetap menjalankan bisnis onlinenya ditemani sang suami dan satu anaknya. Sampai dititik tertentu, tepatnya Juli tahun 2018 aura kewanitaanya membawa pada pintu kesuksesan, gayung bersambut.

Entah kenapa SR 12 skin care yang menyediakan berbagai produk perawatan serta kecantikan herbal dengan alur tingkatan bisnis yang unik menjadi pilihannya saat itu. Padahal ada banyak sistem yang menyerupai tapi dia bilang tidak sama. Sebut saja merek paling tenar seperti Herbalife, Oriflame, NU Skin, Usana, Amway dan merek lainnya beredar di Bukittinggi. Berawal dari coba-coba hatinya malah tertambat.

Testimoni yang dielu-elukan menurutnya berefek positif bagi kulit dan tubuhnya. Mencoba satu persatu barang yang dibutuhkan. 10 hari pertama apa yang dijanjikan dianggapnya benar-benar terbukti.

"Awalnya hanya sebagai pemakai sabun rice soap sama lip care. Karena cocok, cari-cari info soal bisnis karena belum ada SR 12 di Bukittinggi. Eh ketemu ada yang posting bisa beli mobil dari hasil ini. Makanya jadi makin tertarik pengen gabung," imbuhnya.

Loading...

Hingga saat ini usahanya telah berkembang. Bahkan dari 100an orang tim yang di rangkul tersebar dari berbagai pulau di Indonesia hingga mancanegara perlahan mulai merasakan keuntungan yang didapat dari berjualan SR 12. Dimulai dari mendapatkan keuntungan 15 persen bahkan bisa mencapai 55 persen. Puluhan diantaranya juga ikut-ikutan tertular dan belajar menggunakan e commerce.

Rahasianya pandai-pandailah mengelola keuangan serta meningkatkan item jumlah barang dagangan. Dampaknya jika pasokan stok di pusat menipis, terbatas hingga kosong melompong tidak mengganggu permintaan tim. 

"Di sini (SR12) omzetnya 2-3 kali lipat jika dibandingkan dengan Palugada. Kalau di Palugada Rp1-Rp4.5 jutaan, di SR bisa Rp90 jutaan. Makanya sekarang sudah stop jualan di Palugada," jelasnya.

Kerja keras Amel dan seratusan timnya untuk merubah hidup menjadi lebih baik melalui ekonomi digital ini rupanya telah diprediksi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dikutip dari bisnis.com.

Dimana, kewirausahaan berbasis digital yang mereka kerjakan dapat menekan angka kemiskinan 5 tahun ke depan sampai 5 persen. Sejalan dengan fokus pemerintah membidik kelompok untuk menjadi wirausaha.

"Kami punya kelompok rentan miskin dan didorong enterpeneur melalui fintech atau melalui crowdfunding atau melalui binaan jadi wirausaha," sebut Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro.

Bahkan tak hanya mampu mengangkat ekonomi masyarakat, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong melalui siaran persnya mengatakan bahwa ekonomi digital juga mampu menyelamatkan laju investasi internasional Tanah Air.

"Tahun lalu, laju global FDI turun di kisaran 20 persen. Akhir tahun ini hingga awal tahun ini kita sudah melihat investasi mulai kenceng lagi. Terima kasih atas kerja keras Menkominfo, ekonomi digital kita tumbuh dengan sangat pesat," ucapnya bangga.

Pada kesempatan yang berbeda demi menjaga ekonomi digital Tanah Air tetap stabil, Bank Indonesia (BI) mengaku akan menjaga keseimbangan diiringi dengan upaya menggali inovasi dan menjaga stabilitas ekonomi dengan cara mendorong promosi inovasi, menyediakan ekosistem mendukung pengembangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

"Dalam menjaga stabilitas ekonomi digital, BI akan mendorong ekonomi agar tetap terjaga, mencegah tindak Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) dan mendorong perlindungan konsumen," tutup Deputi Gubernur Bank Indonesia Soegeng.