Ini Sejarah Halalbihalal Yang Hanya Ada Di Indonesia

Ini Sejarah Halalbihalal Yang Hanya Ada Di Indonesia

11 Juni 2019
Pemerintah Provinsi Riau menggelar halalbihalal di halaman kantor Gubernur Riau (Foto: Zar/Riau1.com)

Pemerintah Provinsi Riau menggelar halalbihalal di halaman kantor Gubernur Riau (Foto: Zar/Riau1.com)

RIAU1.COM -Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masdar Farid Mas’udi menyebutkan bahwa halalbihalal merupakan tradisi yang hanya ada dan berkembang di Indonesia.

Dikutip dari liputan6.com, Selasa, 11 Juni 2019 bahwa niat halalbihalal sendiri diawali untuk menyatukan bangsa dari perpecahan setelah Indonesia merdeka.

"Istilah halalbihalal memang pertama diucapkan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama," sebutnya.

Awalnya saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945. Baru tiga tahun merdeka, elite politik malah bertengkar dan tak mau duduk berdialog dalam satu forum. Diperburuk dengan lahirnya pemberontakan.

Solusinya, Presiden pertama Indonesia, Soekarno memanggil ulama yang saat itu disegani, KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara berdiskusi untuk mengatasi situasi politik saat itu.

KH Wahab Chasbullah menyarankan agar seluruh yang bertikai dipersatukan saat Idul Fitri dengan cara bersalam-salaman namun dengan penamaan yang berbeda yaitu halalbihalal.

"Begini. Jadi, masalahnya elite politik itu tak mau bersatu karena saling menyalahkan. Padahal, saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah halalbihalal," sebutnya menirukan ucapan KH Wahab Chasbullah.

Soekarno yang setuju dengan penamaan baru itu akhirnya mengundang semua tokoh politik ke Istana Negara bersilaturahmi dengan tajuk halalbibalal. Peristiwa itu terjadi saat hari raya Idul Fitri tahun 1948 Masehi.

Sejak saat itu Presiden Soekarno terus mengadakan acara halalbihalal secara masif setiap tahun. Meluas melalui birokrasi pemerintahan dan akhirnya ditiru oleh masyarakat Indonesia.