Potret Ketua MK Anwar Usman Bersalaman dengan Presiden Jokowi Ramai Diperbincangkan di Medsos

Potret Ketua MK Anwar Usman Bersalaman dengan Presiden Jokowi Ramai Diperbincangkan di Medsos

10 Juni 2019
Presiden Jokowi bersalaman usai pengucapan sumpah Anwar Usman sebagai Hakim Konstitusi. Foto: Biro Pers Setpres.

Presiden Jokowi bersalaman usai pengucapan sumpah Anwar Usman sebagai Hakim Konstitusi. Foto: Biro Pers Setpres.

RIAU1.COM -Potret Ketua MK Anwar Usman bersalaman dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ramai diperbincangkan di media sosial. Gestur Anwar yang sedikit menunduk di depan Jokowi dinarasikan sebagai bentuk dirinya tunduk terhadap Presiden.

Dilansir dari Detik.com, Anwar pun menjelaskan hal ini. Pose bersalaman yang viral itu adalah momen saat Anwar disalami Jokowi usai dirinya mengucap sumpah sebagai hakim konstitusi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 7 April 2016. Saat bersalaman, di foto terlihat Anwar sedikit merendahkan bahunya.

Foto lama itu kini kembali viral di medsos. Ada akun-akun yang menarasikan bahwa foto itu memperlihatkan bahwa Ketua MK tunduk terhadap Jokowi. Anwar pun menyinggung soal ini dalam pidatonya saat halalbihalal di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019).

Dalam sambutannya, Anwar bicara soal bulan Ramadan yang baru saja usai. Di situ dia menyinggung soal adanya serangan-serangan ke MK lewat media sosial jelang sidang gugatan hasil Pilpres 2019 oleh pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang digelar perdana Jumat, 14 Juni 2019.

"Selama sebulan itu lah kita berusaha sekuat tenaga, sesuai derajat keimanan kita, mampu melewati segala konflik dengan mengalahkan semua hawan nafsu, termasuk yang kita tahu akhir-akhir ini media sosial luar biasa menghantam MK secara keseluruhan, termasuk saya terutama. Cara bersalaman pun dihantam, dikritisi secara luar biasa," ujarnya.

Justru, hal itu menambah pahala. Tetapi yang namanya manusia, pasti perasaan perasaan subyektif itu akan lahir.

"Oleh karena itu, mengapa imam besar Abu Khalifah yang dulu disuruh menjadi hakim, dibujuk, dirayu, tidak mau, sampai dipenjara. Setelah keluar, dibujuk lagi supaya mau menjadi hakim, tetap tidak mau, dihukum penjara lagi, sampai beliau meninggal dalam penjara. Luar biasa. Itulah beratnya beban seorang hakim," sambungnya.

Meski ada fitnah terhadap MK dan dirinya secara pribadi, Anwar mengingatkan agar semua tetap istikamah. Dia mengingatkan ke depan akan banyak rintangan yang akan dihadapi terutama jelang sidang perdana gugatan hasil Pilpres 2019 pada 14 Juni.

Loading...

Saat diwawancarai wartawan, Anwar kemudian menjelaskan lagi soal pose fotonya bersalaman dengan Jokowi yang viral tersebut. Dia menegaskan, caranya bersalaman itu adalah bentuk penghormatan.

"Ya artinya begini. Apapun yang ditujukan ke MK, baik itu yang bersifat mengkritisi, atau mendukung, bagi kami semuanya adalah sama," sebut Anwar.

Hal yang dikritisi adalah cara Anwar berjabat tangan saja dikritisi, itu masukan untuk saya. Tapi yang pasti, bahwa hal seperti itu dilakukan karena Anwar berlatar belakang pendidikannya pesantren. Jadi hal semacam itu, tanpa melihat tingkat kedudukan seseorang, lebih lebih lagi orang yang usianya, Anwar tetap menghormati.

"Kan ada istilah, kalau mau dihormati ya kita harus menghormati orang lain. Jadi tidak ada kaitannya dengan misalnya saya berjabat tangan dengan siapapun, lalu saya tunduk, nggak lah," sambungnya menegaskan.

Anwar mengatakan, dirinya sebagai Ketua MK hanya tunduk terhadap konstitusi. Independensi adalah harga mati. Dia menegaskan MK tidak mungkin bisa diintervensi oleh siapapun, termasuk terkait sidang gugatan Pilpres nanti.

"Kami tetap istikamah. Siapapun yang mau intervensi, ya mungkin ada yang dengan berbagai cara ya, baik moril dan sebagainya, itu tidak akan ada artinya bagi kami. Kami hanya tunduk kepada konstitusi dan hanya takut kepada Allah SWT," ucapnya.