Masyarakat Diminta Waspada, Megathrust Mentawai dan Tsunami Besar Ancam Sumbar

Masyarakat Diminta Waspada, Megathrust Mentawai dan Tsunami Besar Ancam Sumbar

1 Mei 2019
Ilustrasi dermaga PLTU Teluk Sirih, Bungus, Teluk Bayur,  Padang, Sumatera Barat.

Ilustrasi dermaga PLTU Teluk Sirih, Bungus, Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat.

RIAU1.COM - Berdasarkan hasil penelitian ahli gempa dan tsunami, masyarakat Padang dan pesisir Sumatera Barat diminta selalu waspada karena bakal ada gempa besar dan tsunami di daerah tersebut. 

Kepala Badan Nasional Penanggunalangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengungkapkan ancaman bencana besar yang bakal terjadi di Indonesia, yaitu Megathrust Mentawai, di Sumatera Barat. 

Pergerakan patahan gempa di wilayah ini juga berpotensi tsunami.

 

"Paling dekat Mentawai, Megathrust Mentawai di Sumatera Barat. Dari hasil penelitian para pakar, doktor dan ilmuwan itu sudah masuk periodesasi, artinya peristiwa yang terjadi secara berulang pada ratusan tahun lalu. Ini sudah masuk ditahap periodesasi ulang tahun," kata Doni di Malang, Rabu, 1 Mei 2019, seperti dilansir viva.co.id. 

Doni mengatakan, bencana besar memiliki periodesasi dalam kurun waktu ratusan tahun. Para pakar menyebutnya sebagai perayaan ulang tahun.

Namun, mereka tak bisa memastikan kapan bencana itu terjadi. Pemerintah Daerah diharapkan aktif melakukan mitigasi, sementara warga diminta selalu siaga menghadapi bencana.

"Tidak ada satu pun ahli atau pakar yang bisa menentukan. Mitigasi kemarin yang dilakukan di Sumatera Barat menanam pohon cemara udang, waru, mahoni, beringin dengan tanaman keras seperti pule juga. Hutan harus diberi tanaman keras yang bisa bertahan ratusan tahun bahkan hingga 500 tahun," ujar Doni.

Doni mengungkapkan, mitigasi harus digencarkan dalam menyongsong bencana.

Loading...

Menurut para pakar, pohon-pohon yang bisa berusia ratusan tahun itu dapat menyimpan energi. Asal usia pohon sudah besar dan memiliki ketinggian sekitar 20 meter.

 

Dari mitigasi ini, kalau dari pakar bisa menyimpan energi. Asal pohonnya sudah besar di atas 20 meter kalau 5 meter ya tidak bisa. Karena tidak hanya mengandalkan teknologi karena di Jepang teknologi juga belum maksimal," tutur Doni.


Sementara itu Doni menuturkan, besaran kekuatan skala richter di megathrust Mentawai tergantung energi yang dilepaskan oleh patahan lempengan bumi. 

"Tergantung melihat energinya, kalau ada yang lepas sedikit-sedikit energinya berkurang kalau belum kan bisa besar energinya tapi sudah ada yang lepas sebagian. Ini sudah kajian, ada tim yang sudah bertemu ke Mentawai dengan pakar juga pada Februari lalu," kata Doni.

Meski dalam ancaman bencana besar, BNPB meminta masyarakat tetap tenang. Wilayah Mentawai tak perlu dikosongkan dan warganya migrasi ke daerah lain. Saran BNPB adalah ketika gempa terjadi segera mencari tempat yang lebih tinggi.

"Tidak perlu dikosongkan (wilayahnya), jika ada gempa harus mencari tempat yang lebih tinggi. Jadi alat untuk pendeteksi dini itu kan tidak semuanya terpasang. Justru peringatan terbaik adalah dari diri kita, makanya pemerintah daerah Mentawai lebih sering melakukan pelatihan ke masyarakat begitu ada gempa gimana harus melakukan sesuatu," ujar Doni.

 

"Misalnya malam hari saat lagi tidur, setiap keluarga harus punya cara untuk bisa memahami, mengetahui. Mungkin cara paling gampang menaruh kaleng di dekat tempat tidur begitu goyang jatuh kan kebangun, begitu kebangun harus tahu ke mana perginya. Kalau bukit jauh ya ke pohon, karena pohon menjadi alat untuk menyelamatkan diri," tutur Doni. 

R1/Hee