Rusak Ekosistem Mangrove, Panglong Arang Meranti Akan Ditutup

Rusak Ekosistem Mangrove, Panglong Arang Meranti Akan Ditutup

15 April 2019
Pabrik Arang-ilustrasi internet

Pabrik Arang-ilustrasi internet

RIAU1.COM - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti akhirnya memerintahkan agar panglong arang ditutup dan tidak diberikan beroperasi lagi. Hal ini karena dianggap menyebabkan ekosisten mangrove di Meranti menjadi rusak.

Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Said Hasyim mengatakan berdirinya usaha puluhan panglong arang di Kabupaten Kepulauan Meranti akibat dari kebijakan yang salah yang menyebabkan ekosistem didaerah itu menjadi rusak.

"Hutan Mangrove kita ini merupakan terbaik di dunia. Namun karena ada kebijakan lama yang salah yang mengizinkan usaha panglong arang mengakar menyebabkan ekosistem dan biota menjadi rusak," kata Said Hasyim, Senin (15/4/2019).




Said mengatakan, selama ini usaha panglong arang hanya mengedepankan persoalan sosial, sehingga banyak masyarakat yang menggantung hidup dari hasil menjual kayu mangrove untuk bahan baku pembuatan arang.

Karena, seperti diketahui panglong arang membeli kayu mangrove hasil tebangan dari masyarakat dengan harga yang sangat murah yakni Rp130 perkilo sedangkan arang yang sudah jadi dijual keluar negeri dengan harga jual Dollar.



"Masyarakat tidak dapat apa - apa dari berdirinya industri panglong arang, hanya sebagian kecil saja. Tapi kerugian yang ditimbulkannya sangat banyak, untuk itu kita tutup panglong arang itu," ujarnya.

Namun masyarakat tak perlu khawatir. Dalam hal ini Said mengatakan, ia akan memberikan kebun untuk masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya di panglong arang.

"Nanti buruhnya kita berikan kebun agar mereka bisa bercocok tanam. Kebijakan ini kita akomodir dengan menggunakan program pusat" terangnya.