Limbah Sagu Jadi Berkah, Koperasi Hang Tuah Meranti Akan Gelar Seminar Ekonomi Kerakyatan

Limbah Sagu Jadi Berkah, Koperasi Hang Tuah Meranti Akan Gelar Seminar Ekonomi Kerakyatan

12 Maret 2019
Sekretaris Dinsos P3AP2KB Meranti - Misri Hastanto

Sekretaris Dinsos P3AP2KB Meranti - Misri Hastanto

RIAU1.COM - Koperasi Hang Tuah Meranti bekerjasama sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) akan menggelar seminar ekonomi kerakyatan.

Seminar yang akan dilaksanakan pada Kamis, 21 Maret 2019 ini akan menghadirkan narasumber dan pakar seperti penasehat KAHMI, Zahirman Zabir, Ketua HIPPI, Jhon Santri, Kepala Disperindag Kop dan UKM, Azza Fahroni dan ketua DPRD Kepulauan Meranti, Fauzi Hasan.



Ketua Koperasi Hang Tuah Meranti, Misri Hasanto, mengatakan seminar yang mengangkat tema menciptakan soliditas dan sinergitas dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat menuju masyarakat madani ini berangkat dari limbah padat sagu atau yang biasa disebut Repu sagu yang selama ini menjadi persoalan, ternyata berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Seminar yang dilakukan nanti adalah untuk membuka pikiran banyak orang, bahwa repu ini sebenarnya menghasilkan uang. Kita akan latih masyarakat yang terkena dampak limbah," ungkapnya.



Diketahui, permintaan akan kebutuhan repu tersebut mencapai 3000 ton perbulannya. Repu yang selama ini menjadi persoalan, akan ditampung oleh pengusaha ternak untuk pakan sapi di Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan.

"Kita sudah melakukan penjajakan beberapa waktu lalu. Dimana repu yang menjadi limbah akan ditampung oleh peternak di Ciganjur untuk pakan sapi. Mereka membutuhkan 3000 ton perbulan, saat ini sebanyak 100 ton repu sudah kita press dan dipacking untuk segera dikirim," ungkap Misri.

Sekretaris Dinsos P3AP2KB itu juga mengatakan, selama ini puluhan ton repu yang dihasilkan pabrik sagu dibuang percuma. Hasil ekstraksi limbah dibuang begitu saja oleh pengusaha ke aliran sungai, karena tidak mampu diolah, hal Ini mempengaruhi kondisi lingkungan perairan di Meranti.

"Repu yang awalnya tidak berguna dan merusak lingkungan ternyata nilai jualnya tinggi. Inilah yang dinamakan limbah menjadi berkah, untuk itulah seminar ini dimunculkan. Dukungan semua pihak sangat kita harapkan," ungkapnya.