Tidak Untuk Jalanan, Ternyata Aspal Pada Zaman Dulu Untuk Resep Obat Luka

Tidak Untuk Jalanan, Ternyata Aspal Pada Zaman Dulu Untuk Resep Obat Luka

18 Oktober 2019
Orang sedang mengaspal (Foto: Istimewa/internet)

Orang sedang mengaspal (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Pada awal penggunaannya aspal ternyata bukan untuk memuluskan jalanan sebagai mana dilakukan di dunia.


Bangsa Sumeria menyebut aspal dengan esir, bangsa Akkadia menyebutnya iddu dan Arab dengan sayali, zift, atau qar, dikutip dari republika.co.id, Jumat, 18 Oktober 2019.

Dimulai sejak ribuan tahun sebelum peradaban pertama di Sumeria dimana aspal digunakan sebagai perekat. Dibuktikan dari penemuan di salah satu keajaiban dunia, Menara Babel.

Di Mesir sendiri aspal digunakan untuk mengawetkan mumi. Dan, ribuan tahun kemudian, dokter Islam mulai meresepkan aspal untuk penyakit kulit dan luka.

Sehingga kehadiran aspal menjadi monopoli perdagangan saat itu. Terutama bagi bangsa Mesopotamia di sepanjang pantai timur Laut Mati dan Persia.

Loading...

Pada 4000 SM bangsa ini menggunakan aspal keperluan sehari-hari. Salah satunya sebagai perekat perahu. Mereka berkeliaran di rawa-rawa Shatt al-Arab dengan perahu dayung dari anyaman alang-alang yang ditutupi kulit hewan.

Perahu kemudian dilapisi aspal di bagian dalam, luar, lambung kapal, dan memperkuat bagian kapal dari alang-alang yang rapuh.

Teknik ini diwariskan ke bangsa Akkadia dan Babilonia. Dengan perahu seperti itu mereka berkelana ke Teluk Arab, Bahrain, hingga ke pantai timur Arab Saudi. Mereka menjadi pelaut pertama yang didokumentasikan dalam sejarah.

Sehingga bangsa Mesopotamia disebut-pengguna aspal dalam jumlah yang sangat besar.