National Science Foundation Akan Pamerkan Foto Terkini Lubang Hitam di Dua Galaksi

National Science Foundation Akan Pamerkan Foto Terkini Lubang Hitam di Dua Galaksi

7 April 2019
Supermassive black hole. Foto: Reuters/NASA.

Supermassive black hole. Foto: Reuters/NASA.

RIAU1.COM -National Science Foundation dari Amerika Serikat menjadwalkan konferensi pers di Washington, guna memamerkan "hasil proyek Event Horizon Telescope (EHT)" berupa foto terkini lubang hitam atau black hole.

EHT, dikutip dari Reuters, Minggu (7/4/2019), merupakan kerja sama internasional yang dibentuk pada 2012. Ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut mengobservasi lubang hitam dan lingkungan di sekitarnya.

"Ini merupakan proyek visioner, mengambil foto pertama lubang hitam. Kami tim kolaborasi lebih dari 200 orang secara global," kata astrofisikawan Shepherd Doeleman, direktur EHT dari Pusat Astrofisika, Harvard & Smithsonian.

Event horizon, cakrawala peristiwa, merupakan salah satu tempat terkeras di dunia. Cakrawala peristiwa merupakan titik nol dari segala benda langit - bintang, planet, gas, debu dan segala bentuk radiaso elektromagnetik termasuk cahaya - akan tersedot.

Konferensi pers ini juga akan berlangsung di Brussel, Santiago, Shanghai, Taipei dan Tokyo pada saat yang bersamaan, pada Rabu, 10 April 2019.

Para ilmuwan menargetkan dua lubang hitam yang sangat besar. Lubang hitam pertama bernama "Sagittarius A", berlokasi di pusat Galaksi Bima Sakti.

Sagittarius A berukuran empat juga kali massa matahari, jaraknya 26.000 tahun cahaya dari bumi. Jarak satu tahun cahaya mencapai 9,5 triliun kilometer.

Lubang hitam kedua dinamai M87, letaknya di dekat pusat Galaksi Virgo, berukuran 3,5 miliar kali matasari dan jaraknya 54 juta tahun cahaya.

Lubang hitam atau black hole, adalah ruang yang terbentuk ketika bintang-bintang besar hancur di akhir masa hidup mereka. Ukuran lubang hitam bervariasi, lubang hitam supermasif merupakan yang terbesar, melahap material dan radiasi dan juga bergabung dengan lubang hitam lainnya.

Loading...

Astrofisikawan dari University of Arizona, Dimitrios Psaltis, mengartikan lubang hitam sebagai "lengkungan ekstrim dalam ruang waktu". Istilah ini mengacu kepada tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu yang digabung menjadi empat dimensi continuum.

Menurut Doeleman, data pertama mereka daptkan dari jaringan teleskop global pada April 2017. Teleskop itu disebar di negara bagian AS, Arizona dan Hawaii, juga negara lain yaitu Meksiko, Chile, Spanyol dan Antartika. Setelah itu, mereka juga memasang teleskop di Prancis dan Greenland.

Para ilmuwan, dalam proyek tersebut, juga akan meneliti untuk pertama kalinya dinamika di seputar lubang hitam, antara lain orbit dekat kecepatan cahaya sebelum dihisap ke ruang hampa.

Penelitian ini sangat sulit karena lubang hitam tidak mengeluarkan cahaya. Ilmuwan akan mencari lingkaran cahaya, yaitu radiasi yang melingkari event horizon dalam kecepatan tinggi, di sekitar kegelapan lubang hitam.

Area ini dikenal sebagai bayangan lubang hitam atau siluet lubang hitam.

Teori Einstein, jika benar, akan memberikan bentuk dan ukuran yang akurat dari sebuah lubang hitam. Teori tersebut juga menyatakan bayangan lubang hitam berupa lingkaran yang sempurna.

"Jika temuan kami berbeda dari prediksi teori yang sudah ada, kami akan kembali ke nol, dan berkata 'tidak ada sesuatu yang tepat'," kata Psaltis.