Ini Kisah Heroik Zulfirmansyah Asal Padang, Jadi Tameng Anaknya Saat Penembakan di Masjid Christchurch

Ini Kisah Heroik Zulfirmansyah Asal Padang, Jadi Tameng Anaknya Saat Penembakan di Masjid Christchurch

18 Maret 2019
Ibu Yusni (71) di rumahnya di Padang, Sumatera Barat, memperlihatkan foto anaknya Zulfirmansyah.

Ibu Yusni (71) di rumahnya di Padang, Sumatera Barat, memperlihatkan foto anaknya Zulfirmansyah.

RIAU1.COM - Kisah heroik ini patut dicontoh para Ayah di seluruh dunia bagaimana mau berkorban menyelamatkan anaknya. 

Sekarang Sosok Zulfirmansyah sedang menjadi buah bibir di Selandia Baru. Dalam peristiwa penembakan jamaah Masjid di Christchurch pada Jumat pekan lalu, dia maju di depan putranya Averroes agar terhindar dari berondongan tembakan.

Dia merelakan tubuhnya menjadi tameng demi keselamatan anaknya.

Seperti dikutip Riau1.com dari republika.co.id, Senin, 18 Maret 2019, Zulfirmansyah adalah salah satu warga negara Indonesia (WNI) asal Padang, Sumatera Barat, yang menjadi korban penembakan di Masjid Linwood, Christchurch.

 

Ketika kejadian, dia melindungi anaknya dari rentetan tembakan yang dilepaskan Brenton Tarrant.

Beberapa peluru bersarang di tubuhnya. Sementara Averroes yang masih balita hanya menderita luka ringan akibat terkena pecahan peluru.

"Suami saya melindungi putra kami selama serangan di Linwood Islamic Centre, yang membuatnya menerima sebagian besar peluru dan luka yang jauh lebih kompleks daripada putra kami," kata Alta Marie, istri Zulfirman kepada New Zealand Herald, dikutip Daily Mail.

Menurut Alta, putranya telah pulih. Sementara suaminya harus menjalani operasi eksplorasi dan rekonstruktif ekstensif. Kendati demikian, kondisinya mulai stabil.

"Sementara dia masih di unit perawatan intensif pada tahap ini, dia akan dipindahkan ke bangsal umum kapan pun dianggap tepat. Sementara jalan menuju pemulihan akan lama, kondisinya baru akan membaik sejak dia tiba di rumah sakit kemarin," ujar Alta.

Menurut dia, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya telah menjenguk suaminya. Kunjungan tersebut bermakna karena membangkitkan semangatnya.

Pada sebuah laman penggalangan dana yang dibuat oleh seorang temannya, Zulfirmansyah disebut sebagai seniman pekerja keras yang berbakat.

 

Dia mengajak masyarakat memulihkan keadaannya dan keluarganya yang tinggal dengan damai di Selandia Baru.

Sedikitnya 50 orang telah dilaporkan tewas akibat insiden penembakan di Christchurch pada Jumat pekan lalu.

Lebih dari 30 korban luka masih menjalani perawatan di rumah sakit.

R1/Hee