Donald Trump Mengaku Dirinya Presiden Amerika yang Paling Buruk Diperlakukan Oleh Media

Donald Trump Mengaku Dirinya Presiden Amerika yang Paling Buruk Diperlakukan Oleh Media

21 Januari 2019
Presiden AS Donald Trump.

Presiden AS Donald Trump.

RIAU1.COM -  Donald Trump Mengaku dirinya adalah Presiden Amerika yang diperlakukan lebih buruk oleh media sejak Abraham Lincoln.

Seperti dikutip Riau1.com dari bisnis.com, Senin, 21 Januari 2019, Donald Trump menulis serangkaian kata-kata di Twitter sebelum pergi ke Delaware untuk menghadiri upacara penghormatan empat orang Amerika yang tewas di Suriah.

 

"Akan berangkat ke Dover untuk bersimpati kepada keluarga dari empat orang yang sangat istimewa yang kehilangan nyawa mereka dalam pengabdian untuk negara kita," tulis Trump di Twitter pada hari Sabtu (19/1/2019) , seperti dikutip dari Russia Today,  Minggu (20/1/2019).

Dua tentara AS, seorang warga sipil dan seorang kontraktor tewas dalam pemboman bunuh diri di kota Manbij, Suriah utara, yang dikuasai Kurdi pada hari Rabu(15/1/2019). Tetapi, Trump tidak berniat untuk fokus pada kunjungan mendadaknya ke Pangkalan Angkatan Udara Dower di Delaware terlalu lama.

Unggahan Twitter berikutnya didedikasikan untuk masalah yang sama sekali berbeda, seperti Trump mengutip mantan Ketua DPR, Newt Gingrich, yang - menurut dia mengatakan "Tidak ada presiden sejak Abraham Lincoln yang telah diperlakukan lebih buruk atau lebih tidak adil oleh media dari Presiden favoritmu, Saya!"

Pada saat yang sama, Trump bersikeras bahwa "tidak ada presiden yang telah mencapai lebih banyak dalam dua tahun pertamanya selama menjabat!"

Pernyataan Trump terhadap Lincoln memicu reaksi dari para pendukung dan lawannya.

Trump mengatakan bahwa ekonomi AS adalah salah satu yang terbaik dalam sejarah kami karena kebijakannya dan memperingatkan para pesaingnya agar tidak memakzulkannya karena hal itu akan menyebabkan kehancuran pasar saham, seperti dilansir tempo. 

Trump melanjutkan, dan kali ini mengamuk tentang laporan BuzzFeed yang baru-baru ini mengklaim bahwa ia memerintahkan mantan pengacaranya, Michael Cohen, untuk berbohong kepada Kongres tentang pembicaraan tentang proyek Trump Tower di Moskow pada 2016.

Penasihat Khusus Robert Mueller, yang mengepalai Penyelidikan FBI atas kolusi Rusia, menolak klaim BuzzFeed dan menyebutnya "tidak akurat".

 

Rentetan kicauan Twitter diakhiri dengan satu twit yang didedikasikan untuk perselisihannya dengan Demokrat atas pembangunan tembok di perbatasan Meksiko, yang memicu penutupan pemerintahan yang pada hari Sabtu kemarin memasuki hari ke-29 dan merupakan penutupan terpanjang dalam sejarah AS.

Presiden Donald Trump menginginkan US$ 5,7 miliar (Rp 80 triliun) untuk proyek itu, yang merupakan janji kampanyenya, sementara Demokrat tampaknya tidak mau mengalah, meskipun hampir satu juta pekerja federal kehilangan gaji mereka selama penutupan pemerintahan.

R1/Hee