PT SSS Berhenti Beroperasi, 500 Karyawan Mengadu ke Disnaker Inhu

PT SSS Berhenti Beroperasi, 500 Karyawan Mengadu ke Disnaker Inhu

8 Maret 2021
Karyawan PKS PT SSS mengadukan nasibnya ke kantor Disnaker Inhu dengan membentangkan spanduk bertuliskan bermacam aduan dan keluhan, Senin 8 Maret 2021/yuzwa

Karyawan PKS PT SSS mengadukan nasibnya ke kantor Disnaker Inhu dengan membentangkan spanduk bertuliskan bermacam aduan dan keluhan, Senin 8 Maret 2021/yuzwa

RIAU1.COM -Buntut dari tidak beroperasinya PT Sanling Sawit Sejahtera (SSS) selama tiga hari, dengan hari ini, mengakibatkan ratusan pekerja buruh di perusahaan tersebut kehilangan pekerjaan.
Sedikitnya, 500 orang pekerja buruh PT SSS, di bawah naungan beberapa organisasi serikat pekerja, menggeruduk kamtor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Inhu, di Kelurahan Pematangreba, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Inhu, Riau, Senin 8 Maret 2021.


Ketua Serikat Pekerja Transport Darat (SPTD) Inhu, Zulfendy ketika di temui sejumlah awak media mengatakan, bahwa PT SSS sudah tutup selama tiga hari, sampai hari ini. Akibatnya masyarakat tempatan yang menjadi pekerja buruh di perusahaan tersebut kehilangan mata pencaharian. Apa persoalannya hingga perusaan itu tidak beroperasi para karyawan tidak tahu," kata Zulfendy.


Untuk itu, lanjutnya, sebagai penggerak solidaritas buruh, pihaknya bersama ratusan buruh mendatangi kantoelr Disnaker Inhu untuk menyampaikan aspirasi.
"Ada empat point (aspirasi) penting dalam bentuk berkas, yang kita sampaikan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Disnaker Inhu. Kita juga akan menyampaikan hal serupa kepada wakil rakyat kita di gedung DPRD Inhu," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Disnaker Inhu, Endang Mulyawan menyambut baik atas kedatangan perwakilan serikat.pekerja.
"Saya menerima informasi tidak beroperasinya PT SSS tadi.malam. Namun apa penyebabnya saya tidak tahu. Katanya sudah dua hari kemarin, Sabtu dan Minggu, di tutup. Kita akan koordinasikan ke PT SSS," kata dia.


Endang menambahkan, pemerintah daerah berharap, dengan meningkatnya investasi di daerah ini maka akan meningkatkan kesejhteraan ekonomi masyarakat.
"Yang jadi pertanyaannya, apakah keberadaan perusahaan itu dapat membawa kesejhteraan masyarakat. Kami selalu mensuport masyarakat selagi ini untuk kepentingan bersama," tegasnya.


Berikut ini empat point penting yang di sampaikan 500 pekerja buruh PT SSS melalui DPC SPTD Inhu, yakni:

1.Kami sangat mendukung investasi berupa berdiiri dan beroperasinya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berada di Desa Rimpian, Kecamatan Lubuk Batu Jaya,
Kabupaten Indragirn Hulu, Propinsi Riau, karena dengan keberadaan dan beroperasinya Perusahaan tersebut, telah menciptakan lapangan pekerjaan.

2. Mendesak Pemerintah Desa Rimpian, Pemerintah Kecamatan Lubuk Batu Jaya, institusi terkait untuk mendukung pelaksanaan investasi kususnya di wilayalayah Desa setempat dan umumnya diKabupaten Indragiri Hulu, agar terciptanya iklim investasi yang baik yang berdampak kepada tereciptanya lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi bagi mayarakat maupun daerah.

3. Mendesak Pemerintah Desa Rimpian, Pemerintah Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Pemerintah institusi terkait, agar tidak terpengaruh dengan ulah sejumlah pihak yang dengan berbagai caraa sedang berupaya menggagalkan beroperasinya PKS PT.Sanling Sawit Sejahtera di Desa Rimpian.

4. Mendesak agar mengupayakan beroperasinya kembali PKS PT.Sanling Sawit Sejahtera di Desa Rimpian. Karena dengan ditutup/tidak beroperasinya PKS dimaksud, telah merugikan kami
 masyarakat dengan jumlah ratusan Kepala Keluarga (KK) kehilangan pekerjaan sebagai mata pencaharian kami untuk menghidupi kelurga kami yang apabila di kalkulasi mencapai ribuan jiwa.

Ketika berita ini di muat, sejumlah perwakilan pekerja buruh bersama pengurus SPTD, SPN, NIBA, Ormas, Tokoh Masyarakat,Tokoh Pemuda menemui anggota DPRD Inhu untuk menyampaikan aspirasi.