Zat Besi dari Makanan Hewani Lebih Mudah Diserap Tubuh Dibandingkan Nabati

Zat Besi dari Makanan Hewani Lebih Mudah Diserap Tubuh Dibandingkan Nabati

9 Agustus 2019
Ilustrasi anak makan. Foto: Pixabay.com.

Ilustrasi anak makan. Foto: Pixabay.com.

RIAU1.COM -Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan zat besi dalam tubuh. Zat besi adalah mikronutrien yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk komponen haem pada Hemoglobin (Hb) darah. 

Dilansir dari Tempo.co, Jumat (9/8/2019), zat besi juga ikut berperan dalam perkembangan otak, pertumbuhan motorik hingga daya tahan tubuh. Di dalam tubuh sendiri ada cadangan zat besi yang disimpan di dalam hati dan jantung. Namun itu tidak akan bisa mencukupi kebutuhan harian zat besi.

Kebutuhan zat besi pada anak pun beragam sesuai usianya. Untuk bayi berusia 1-12 bulan membutuhkan zat besi 11mg/hari. Di usia 1-3 tahun dibutuhkan zat besi sebanyak 7mg/hari.

Lalu, di usia 4-8 tahun 10mg/hari. Dan, di usia 9-13 tahun butuh zat besi 8 mg/hari. Anda dapat memenuhi kebutuhan zat besi anak dari makanan sehari-hari.

"Zat besi yang berasal dari makanan hewani lebih mudah diserap tubuh dibandingkan makanan nabati. Contohnya daging merah, hati, ikan mas, ikan tongkol, ikan tuna, ikan salmon, tiram, dan telur. Untuk jenis makanan nabati, ada bayam, kacang-kacangan, kedelai, tahu, pisang sampai jambu biji,” ucap dokter Rini Sekartini, spesialis anak dan kandungan.

Menurut dokter Rini, 100 gram daging merah tanpa lemak mengandung sekitar 2 mg zat besi. Hati sapi 100 gram mengandung sekitar 5mg zat besi. Atau 100 gram bayam mengandung lebih dari 2 miligram zat besi.

Dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan pentingnya suplemen zat besi diberikan sejak dini pada anak.

“100 gram daging hanya mengandung 2 miligram zat besi. Kalau bayi butuh zat besi 11 miligram , berarti harus makan setengah kilogram daging. Tentu bayi tidak mungkin makan setengah kilogram daging. Jadi, kita bisa bantu dengan suplemen zat besi supaya tercukupi kebutuhannya,” paparnya.