Data WHO, Lebih dari 376 Juta Kasus Baru Penyakit IMS dalam Setahun

Data WHO, Lebih dari 376 Juta Kasus Baru Penyakit IMS dalam Setahun

7 Juni 2019
Ilustrasi penyakit menular seksual. Foto: Shutterstock.

Ilustrasi penyakit menular seksual. Foto: Shutterstock.

RIAU1.COM -Data yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menunjukkan, jumlah kasus infeksi menular seksual (IMS) di dunia terus mengalami peningkatan. Mereka mencatat, dalam setahun ada lebih dari 376 juta kasus baru penyakit IMS. Itu artinya, dalam sehari ada lebih dari 1 juta orang yang terkena IMS atau biasa disebut juga sebagai penyakit menular seksual (PMS).

IMS sendiri adalah penyakit menular yang menyebar melalui hubungan seks. Empat IMS yang dicatat WHO dalam data yang dirilis ini meliputi penyakit klamidia, gonore, trikomoniasis, dan sifilis. Keempat kasus ini mereka catat terjadi pada orang-orang, baik pria maupun wanita, yang berusia antara 15-49 tahun.

Jika tidak diobati, keempat infeksi ini dapat memiliki dampak kesehatan yang serius, termasuk dampak pada kehamilan dan kelahiran, penyakit neurologis dan kardiovaskular, infertilitas, serta peningkatan risiko terhadap HIV.

Untuk meneliti kejadian global dari keempat penyakit menular seksual ini, para peneliti menganalisis data yang diperoleh di berbagai tingkat nasional, regional, dan lokal antara tahun 2009-2016. Mereka menemukan tidak ada penurunan dalam tingkat infeksi baru atau infeksi yang sudah ada sejak tahun 2012.

Mereka menemukan fakta yang mengkhawatirkan, yakni satu dari 25 orang di seluruh dunia memiliki setidaknya satu infeksi menular seksual pada waktu tertentu. Dan bahkan beberapa orang memiliki beberapa infeksi tersebut.

"Kami melihat kurangnya kemajuan dalam menghentikan penyebaran infeksi menular seksual di seluruh dunia," kata Peter Salama, Direktur Eksekutif Universal Health Coverage and the Life-Course di WHO, sebagaimana dilansir IFL Science.

Pada 2016, WHO pernah mengumumkan strategi sektor kesehatan global terhadap penyakit menular seksual dalam upaya meningkatkan intervensi dan layanan untuk menghilangkan IMS dari daftar masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2030. Strategi ini antara lain menargetkan pengurangan 90 persen kasus gonore dan sifilis.

Upaya-upaya dalam strategi tersebut bertujuan untuk menyediakan pengujian dan perawatan yang tepat waktu dan terjangkau, penguatan pencegahan, peningkatan kualitas perawatan, dan investasi vaksin. Menurut WHO, beberapa langkah ini harus diprioritaskan oleh negara-negara di seluruh dunia, khususnya negara-negara berkembang yang terdampak cukup besar oleh IMS.

“Dibutuhkan upaya bersama untuk memastikan semua orang, di mana saja dan kapan saja dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan untuk mencegah dan mengobati penyakit ini,” ujar Salama.