Kamera Pop Up, Inovasi 'Nyeleneh' Vivo Gempur Pasar Smartphone Berponi

Kamera Pop Up, Inovasi 'Nyeleneh' Vivo Gempur Pasar Smartphone Berponi

22 Januari 2019
Salah satu produk Vivo menggunakan fitur kamera Pop Up

Salah satu produk Vivo menggunakan fitur kamera Pop Up

RIAU1.COM - Inovasi terbaru dan belum pernah diadaptasi oleh vendor lain menjadi nilai jual tersendiri bagi smartphone, setelah pada tahun lalu muncul tren desain berponi pada layar untuk ruang kamera depan. Kini Vivo menggebrak pasar smartphone dunia dengan ide 'nyeleneh'-nya.

Mulai dipertengahan tahun lalu, salah satu vendor smartphone asal China ini mendobrak tren smartphone berponi dengan menghadirkan desain yang benar-benar bezel-less. Vivo mempionirkan Elevating Front Camera (EFC) dengan membenamkan kamera periskopik yang bisa mencuat atau Pop Up.

Inovasi ini terbilang unik karena kamera akan muncul atau Pop Up ketika pengguna hendak mengambil gambar dengan kamera depan. Kemudian secara otomatis menutup ketika mode kamera depan ditutup.

Fitur kamera Pop Up ini bermula sejak tiga tahun lalu, ketika Vivo berpikir untuk menciptakan sesuatu yang berbeda bagi konsumen. Butuh waktu penelitian dan pengembangan bertahun-tahun sebelum Vivo akhirnya mempresentasikan APEX™ secara global.

Dukungan tim riset global Vivo pun telah menguji berbagai desain berbeda, serta mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang ada sebelum konsep akhir APEX™ diluncurkan.

Diceritakan Vivo, EFC awalnya dianggap terlalu kompleks dan kurang tangguh untuk dapat memenuhi standar dan diproduksi secara massal.

Beberapa aspek seperti komponen mesin-mesin yang digunakan, harus dapat terintegrasi dengan perangkat keras kamera dalam smartphone.

Vivo juga harus memastikan daya tahan dan kenyamanan pengguna dalam penggunaan fitur EFC secara reguler.

Untuk menciptakan ruang bagi modul dan antena EFC, Vivo mendesain ulang potongan Printed Circuit Board (PCB), membentuknya menjadi strip tipis untuk menutupi tepi struktur internal. Vivo juga menambahkan tambalan untuk memastikan PCB memiliki kekuatan yang cukup.

Sementara itu, Vivo pun menghadapi tantangan selanjutnya yaitu pelapisan modul yang rumit sembari tetap memperhatikan estetika dari desain akhir smartphone.

Vivo bahkan menguji kekuatan dan durabilitas EFC pada NEX secara ekstrem dengan eksperimen berat. Delapan unit NEX dengan kamera depan yang mencuat digunakan untuk menopang panel kaca tebal dengan seorang balerina menari di atasnya.

Hasilnya kamera depan mungil tersebut berhasil menahan berat rata-rata 11 kg per kamera. Hal ini menunjukkan daya tahan dan kekuatan desain EFC yang telah teruji optimal.

"Pada akhirnya, kehadiran APEX™ dan NEX telah mengubah peta industri desain smartphone dunia dengan sepenuhnya mengikis batasan layar dan menggantinya dengan solusi yang inovatif. Dengan teknologi yang begitu mengesankan yang sekarang direalisasikan, teknologi EFC pun diproyeksikan akan menjadi sorotan di masa depan," pungkas Vivo.

 

 

Sumber: Detik.com