Selidiki Penyebab Kematian, Gajah Dita Di SM Balai Raja Dibedah

Selidiki Penyebab Kematian, Gajah Dita Di SM Balai Raja Dibedah

8 Oktober 2019
Dita Gajah Sumatera tewas dengan kondisi perut pecah di nekropsi (Foto: Istimewa/ Rimba Satwa Fondation)

Dita Gajah Sumatera tewas dengan kondisi perut pecah di nekropsi (Foto: Istimewa/ Rimba Satwa Fondation)

RIAU1.COM - Demi mengetahui penyebab kematian Dita, gajah malang penghuni Suaka Marga Satwa (SM) Balai Raja Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau. Petugas langsung melakukan nekropsi. Proses ini dilakukan di lokasi temuan gajah liar tersebut.

Aksi cepat ini dibenarkan oleh salah satu anggota Rimba Satwa Fondation (RSF), Solfarina, Selasa, 8 Oktober 2019. Dita ditemukan tewas dengan isi perut pecah, Senin, 8 Oktober 2019.

"Ia benar, Dita kita nekropsi. Saat ini kami sedang bekerja," sebutnya singkat.

Nekropsi dilakukan untuk menjawab semua rasa penasaran apakah dia mati karena kelaparan, dibunuh atau karena penyakit yang diderita.


Setelah dilakukan nekropsi, harapannya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) langsung menyampaikan penyebab kematian gajah tersebut.

Sebelumnya, akibat tak ada lagi sumber makanan dan tempat tinggal, Gajah Dita penghuni Suaka Marga Satwa (SM) Balai Raja Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau mati menggenaskan. Dia ditemukan mati dengan kondisi perut pecah, Senin, 8 Oktober 2019.

Lokasi matinya gajah bernasib malang itu ditengah alih fungsi hutan menjadi permukiman warga, kebun kelapa sawit bahkan kantor pemerintahaan.

Akibatnya, Dita dan kawan-kawan kerap dianggap warga dan pemilik kebun sebagai hama yang merusak kelapa sawit. Pembuktiannya, putusnya kaki Dita menjadi saksi bisu dari keganasan manusia dan pemilik kebun sawit.

"Semuanya bermula pada tahun 2014. Tim Balai Besar KSDA Riau menemukan telapak kaki depannya sudah putus dan segera dilakukan pengobatan," sebut kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau (BBKSDA) Suharyono.